Menteri Kesehatan Jepang Duga Vaksin Moderna Terkontaminasi dari Jarum Suntik

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 31 Agustus 2021 | 19:21 WIB
Menteri Kesehatan Jepang Duga Vaksin Moderna Terkontaminasi dari Jarum Suntik
Vaksin Covid-19 Moderna [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus kontaminasi vaksin Moderna di Jepang terus diselidiki oleh otoritas kesehatan setempat.

Terbaru, Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura mengungkap dugaan bagaimana vaksin Moderna bisa tercemar.

Ia mengatakan bahwa sangat mungkin benda asing yang ditemukan pada vaksin COVID-19 Moderna di prefektur Okinawa disebabkan ketika jarum terjebak ke dalam ampul.

Sejumlah vaksin Moderna di Okinawa dihentikan penggunaannya untuk sementara pada Minggu setelah benda asing ditemukan di dalam ampul dan suntikan. Kementerian Kesehatan lantas mengatakan jarum suntik kemungkinan salah dimasukkan ke dalam ampul sehingga merobek sumbat karet.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Mutasi Baru COVID-19 Varian Delta, Waduh!

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

"Apapun alasannya (untuk benda asing) kami telah mendengar bahwa tidak ada masalah keamanan atau masalah lainnya," kata Tamura kepada awak media, menambahkan bahwa tidak jarang vaksin lain mengalami hal serupa.

"Kami akan terus mengumpulkan informasi dan melaporkannya kembali," lanjutnya.

Jepang sedang menghadapi gelombang terbesar infeksi COVID-19 selama pandemi, yang didorong oleh varian Delta yang sangat menular.

Upaya percepatan vaksinasi terhambat oleh penundaan impor vaksin dan temuan kontaminan di sejumlah dosis Moderna yang memicu penangguhan tiga kelompok vaksin pekan lalu.

Menteri yang menangani kampanye vaksinasi Taro Kono pada Selasa mengaku ingin mempercepat pengiriman vaksin ke kota-kota yang terpaksa menghentikan pemesanan akibat kelangkaan.

Baca Juga: ASN di Lhokseumawe Wajib Divaksin Covid-19, Jika Tidak Bersedia Akan Disanksi

Pemerintah sedang mempertimbangkan kapan dan bagaimana memberikan dosis penguat yang mungkin diperlukan untuk menjaga imunitas terhadap virus.

Namun, otoritas kini sedang berfokus untuk menyelesaikan dua dosis pertama bagi masyarakat, kata Kono kepada wartawan. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI