Suara.com - Meski olahraga menjadi aktivitas fisik yang penting untuk dilakukan, Anda harus waspada pada potensi cedera yang dapat dialami ketika berolahraga. Tapi, bagaimana cara mengenali cedera olahraga? Dan bagaimana cara penanganannya?
Ada beberapa penyebab seseorang mengalami cedera olahraga. Menurut Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dr. Evan dari Universitas Hasanuddin, Makassar, di antaranya adalah tidak melakukan pemanasan atau kurang pemanasan, penggunaan alat olahraga yang tak sesuai, gerakan berulang yang terlalu banyak atau terlalu cepat dan dalam waktu yang lama, otot lemah, lingkungan tidak tepat untuk berolahraga, pengobatan yang tidak tuntas setelah cedera, dan juga pelaksanaan fisioterapi pascacedera yang tidak sesuai.
“Kita perlu mewaspadai ciri-ciri awal cedera yang berpotensi diabaikan oleh seseorang, seperti timbul nyeri, rasa tidak nyaman, atau mengalami bengkak yang hilang timbul. Ciri-ciri awal tersebut jika diabaikan dapat berdampak buruk pada proses penyembuhannya,” ujar dr. Evan yang juga Konsultan Sport Injury & Arthroscopy Primaya Hospital Bekasi Timur, dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Antara.
Evan menambahkan, terdapat ciri-ciri cedera olahraga dengan gejala yang lebih berat, yaitu timbulnya luka, kelainan bentuk pada anggota tubuh atau deformitas (patah tulang), bengkak, atau bahkan hingga tidak bisa berjalan atau beraktivitas saat olahraga berlangsung.
Baca Juga: Tiga Penyebab Penis Patah Paling Umum: Posisi Bercinta Hingga Jatuh Saat Ereksi
Jika Anda mengalami ciri-ciri cedera olahraga seperti di atas, segera lakukan penanganan dini cedera dengan langkah-langkah RICE, yaitu Rest atau istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera, Ice atau kompres dingin untuk kurangi bengkak, Compression atau dikompres (dibebat) pada jaringan yang mengalami cedera dan Elevation yakni meninggikan bagian yang cedera melebihi ketinggian jantung.
Lalu, apa saja bagian-bagian tubuh yang berpotensi mengalami cedera olahraga? Disebutkan Evan di antaranya adalah bagian tulang dan otot.
Cedera juga dapat terjadi pada bagian ligamen (jaringan yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya) dan pada bagian tendon (jaringan tebal yang berfungsi menempelkan otot ke tulang).
Kemudian, kapan cedera harus diperiksakan ke rumah sakit atau dokter? Menurut Evan, semua jenis cedera harus diperiksakan ke dokter karena banyak jenis cedera yang dianggap biasa saja namun di kemudian hari akan menimbulkan masalah yang serius untuk anggota tubuh kita.
Dalam proses penyembuhan, biasanya para dokter akan melakukan tindakan anamnesa (menggali dan mendengarkan mekanisme cedera pada pasien), melakukan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan tambahan (MRI, Rontgen, atau USG Musculoskeletal), serta melakukan assessment lainnya yang dibutuhkan.
Baca Juga: Dokter Ungkap Cara Berolahraga yang Aman Saat Cedera
Jika kasus cedera yang terjadi tidak memerlukan operasi, maka dokter akan membuatkan program fisioterapi dan program olahraga (stretching dan strengthening) yang tepat untuk jenis cedera tersebut.
Namun, jika diperlukan operasi, pasien dapat ditindaklanjuti dengan tindakan operasi yang didukung oleh peralatan terkini seperti Arthroscopy yang merupakan alat untuk melakukan tindakan pembedahan minimal invasif ke seluruh sendi. Pembedahan minimal invasif adalah tindakan operasi dengan luka sayatan yang sangat minimal (biasanya kurang dari 1 cm) yang memiliki banyak kelebihan seperti nyeri dan komplikasi yang minimal serta pasien dapat cepat kembali bergerak setelah operasi.
Cedera olahraga dapat dikatakan sembuh tergantung pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Jika terjadi cedera pada tulang, maka pemulihan dapat dilakukan dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan jika cedera terjadi pada otot atau ligamen, maka pemulihan dapat terjadi kurang lebih 6 minggu.