CDC Amerika Serikat: Tak Ada Kematian karena Peradangan Jantung Akibat Vaksin Pfizer

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 31 Agustus 2021 | 13:22 WIB
CDC Amerika Serikat: Tak Ada Kematian karena Peradangan Jantung Akibat Vaksin Pfizer
Ilustrasi jantung manusia (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas kesehatan Amerika Serikat menyatakan hingga saat ini, tidak ada kematian karena peradangan jantung langka yang disebabkan oleh vaksin Pfizer.

Dalam laman resminya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) menanggapi kabar tentang kasus peradangan jantung langka atau yang disebut miokarditis, yang dilaporkan sejumlah negara.

Tingkat kemunculan miokarditis di kalangan penderita COVID-19 diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan para penerima vaksin Pfizer/BioNTech atau vaksin Moderna.

Tak satu pun dari 384 orang yang berusia di antara 16-29 tahun yang mengalami gangguan jantung usai menerima vaksin Pfizer/BioNTech meninggal, menurut badan kesehatan yang berbasis di Atlanta tersebut saat rapat Komite Penasihat untuk Praktek Imunisasi.

Baca Juga: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Vaksin Pfizer

CDC menambahkan tidak ada laporan kasus kematian di kelompok usia itu yang mengalami miokarditis sesudah menerima vaksin Moderna.

Risiko miokarditis berkisar antara 18,5 kasus per 1 juta dosis setelah dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech sampai 20,2 kasus per 1 juta dosis setelah dosis kedua Moderna pada mereka yang berusia antara 18-24 tahun.

Angka-angka tersebut menunjukkan risiko yang lebih tinggi ketimbang pada kelompok usia lain.

Risiko itu secara signifikan juga lebih tinggi pada kaum pria dibanding perempuan, menurut data CDC.

Ada 2.574 kasus awal miokarditis atau perikarditis, jenis peradangan jantung langka lainnya, di antara penerima vaksin COVID-19 yang dilaporkan di AS.

Baca Juga: 5 Manfaat Konsumsi Ikan Halibut, Bagus untuk Kesehatan Jantung

Sekitar 50 persen dari angka itu terjadi di kalangan penerima vaksin Pfizer/BioNTech, 20 persen dialami penerima vaksin Moderna dan sisanya pada penerima vaksin Johnson & Johnson. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI