Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Vaksin Pfizer

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 31 Agustus 2021 | 06:55 WIB
Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Akibat Vaksin Pfizer
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer yang akan disuntikkan ke warga di Puskesmas Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/8/2021). ANTARA FOTO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas kesehatan masyarakat di Selandia Baru telah melaporkan kematian pertama yang berhubungan dengan vaksin Pfizer. Padahal, Pfizer-BioNTech adalah pengembang farmasi pertama yang disetujui untuk penggunaan penuh oleh Food and Drug Administration, untuk vaksinasi terhadap virus corona.

"Ini adalah kasus pertama di Selandia Baru di mana kematian pada hari-hari setelah vaksinasi dikaitkan dengan vaksin Pfizer COVID-19," kata kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari NY Post. 

Pfizer adalah satu-satunya vaksin yang saat ini tersedia di Selandia Baru, sementara Janssen (Johnson & Johnson) dan AstraZeneca sedang menunggu peluncuran di sana, meskipun ketiganya mendapat persetujuan pemerintah mereka.

Vaksin Pfizer. (Anadolu Agency/Tayfun Cokun)
Vaksin Pfizer. (Anadolu Agency/Tayfun Cokun)

Perempuan itu, yang usianya tidak dipublikasikan, meninggal karena komplikasi akibat miokarditis, atau radang otot jantung. Itu merupakan efek samping vaksin Pfizer yang diketahui tetapi jarang terjadi, kata kementerian setempat.

Baca Juga: Sebanyak 50 Guru di Aceh Meninggal Selama Pandemi Covid-19

Penyakit tersebut menyebabkan otot jantung menebal sehingga membatasi kemampuan organ untuk memompa darah dan menjaga ritme.

Pfizer mengakui risiko marginal yang terkait dengan vaksin mereka, yang mencakup anafilaksis alergi, menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS.

“Pfizer menangani kejadian buruk yang berpotensi terkait dengan vaksin kami dengan sangat serius,” kata produsen obat itu.

“Kami memantau dengan cermat semua peristiwa semacam itu dan mengumpulkan informasi yang relevan untuk dibagikan dengan otoritas pengatur di seluruh dunia.”

Mereka menambahkan bahwa faktor kesehatan lain dapat memicu komplikasi bagi korban; status kesehatan perempuan tersebut tidak dilaporkan.

Baca Juga: Belum Terkendali, Pasien Positif Covid-19 di Lampung Bertambah 117 Orang

Pabrikan obat itu juga menegaskan kembali bahwa manfaat vaksinasi COVID-19 “jauh lebih besar” daripada risikonya.

Baik vaksin mRNA Pfizer dan Moderna sebelumnya telah dikaitkan dengan kasus miokarditis – banyak di antaranya dapat diobati tetapi beberapa dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Sejauh ini, hanya lima orang di seluruh Eropa, yang semuanya dianggap berisiko tinggi, telah meninggal karena komplikasi dengan vaksin – dari 200 juta suntikan mRNA yang diberikan di sana. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI