Alert! Peneliti Afrika Temukan Mutasi Virus Corona Baru, Lebih Menular?

Varian baru itu, dikenal sebagai C.1.2.
Lessells adalah seorang spesialis penyakit menular dan salah satu penulis penelitian tentang varian C.1.2 virus Corona.
Dia mengatakan bahwa orang-orang tidak perlu terlalu khawatir pada tahap ini, dan varian dengan lebih banyak mutasi pasti akan muncul semakin lama pandemi ini berlangsung.
Data pengurutan genom dari Afrika Selatan menunjukkan varian C.1.2 masih jauh dari menggantikan varian Delta yang kasusnya dominan pada Juli, yakni bulan terakhir di mana sejumlah besar sampel virus varian Delta tersedia.
Pada Juli, varian C.1.2 menyumbang 3 persen dari sampel dibandingkan 1 persen pada Juni, sedangkan varian Delta menyumbang 67 persen pada Juni dan 89 persen pada Juli.
Baca Juga: Cari Kelemahan untuk Perbaikan, DPR Minta Sekolah Evaluasi PTM Hari Pertama
Delta adalah varian dari virus Corona yang tercepat dan terkuat yang pernah dihadapi dunia. Kemunculan varian Delta membalikkan asumsi tentang Covid-19, bahkan ketika negara-negara melonggarkan pembatasan dan membuka kembali kegiatan ekonomi mereka.
Lessells mengatakan varian C.1.2 -- berdasarkan pola mutasinya -- mungkin memiliki lebih banyak sifat penyingkiran kekebalan daripada varian Delta.
Dia menyebutkan bahwa temuan itu telah dilaporkan ke WHO.
Seorang juru bicara Departemen Kesehatan Afrika Selatan menolak mengomentari hasil penelitian tersebut.
Kampanye vaksinasi Covid-19 Afrika Selatan dimulai dengan lambat, hanya sekitar 14 persen dari populasi orang dewasanya yang telah divaksin sepenuhnya sejauh ini.
Baca Juga: Studi Ungkap Teinfeksi Covid-19 Parah Sama Sakitnya Dengan Digigit Ular Berbisa