Perempuan Meninggal karena Peradangan Jantung di Selandia Baru, Terkait Vaksin Pfizer?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 30 Agustus 2021 | 19:23 WIB
Perempuan Meninggal karena Peradangan Jantung di Selandia Baru, Terkait Vaksin Pfizer?
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer yang akan disuntikkan ke warga di Puskesmas Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/8/2021). ANTARA FOTO
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus kematian perdana yang dikaitkan dengan vaksin Pfizer dilaporkan otoritas kesehatan Selandia Baru pada Senin, (30/8/2021).

Seorang perempuan diduga meninggal karena miokarditis, penyakit peradangan jantung, beberapa hari usai menerima suntikan vaksin Covid-19 buatan Pfizer.

Informasi ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan menyusul tinjauan dewan pengawas keamanan vaksin COVID-19 independen terhadap kematian tersebut.

Dewan beranggapan bahwa perempuan itu meninggal akibat miokarditis, yang diketahui sebagai efek samping langka dari vaksin COVID-19 Pfizer, tulisnya. Miokarditis adalah peradangan otot jantung yang dapat membatasi kinerja organ untuk memompa darah dan mampu menyebabkan perubahan ritme detak jantung.

Baca Juga: Sekolah Kembali Buka, Dr Anthony Faucy Tekankan Pentingnya Vaksinasi Covid-19 untuk Anak

"Ini kasus pertama di Selandia Baru, di mana satu kematian dalam beberapa hari setelah vaksinasi dihubungkan dengan vaksin COVID-19 Pfizer," kata Kementerian Kesehatan.

Tim media Pfizer di Selandia Baru tidak langsung menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Kasus itu dirujuk ke pihak koroner dan penyebab kematian masih belum ditentukan, katanya.

Namun, dewan independen menganggap bahwa miokarditis kemungkinan disebabkan oleh vaksinasi.

Dewan juga mencatatkan bahwa terdapat masalah medis lainnya yang terjadi di saat bersamaan, yang bisa saja mempengaruhi efek pascavaksinasi.

Baca Juga: Percepat Herd Immunity, Indonesia Dapat 15,2 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca dan Sinovac

"Manfaat vaksinasi dengan vaksin COVID-19 Pfizer masih jauh lebih besar ketimbang risiko infeksi COVID-19 dan efek samping vaksin, termasuk miokarditis," lanjutnya.

Sejauh ini vaksin Pfizer/BioNTech, Janssen dan AstraZeneca mengantongi izin sementara dari otoritas Selandia Baru. Namun, Pfizer menjadi vaksin satu-satunya yang direstui untuk digunakan masyarakat.

Selandia Baru sedang memerangi wabah varian COVID-19 Delta setelah hampir enam bulan terbebas dari virus.

Otoritas melaporkan 53 kasus baru pada Senin, sehingga total kasus dari wabah saat ini menjadi 562 kasus.

Penguncian nasional diberlakukan awal Agustus ini untuk memutus mata rantai penularan varian Delta. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI