Jangan Asal, Dokter Ingatkan Pentingnya Kebutuhan Logistik Saat Isoman

Senin, 30 Agustus 2021 | 17:35 WIB
Jangan Asal, Dokter Ingatkan Pentingnya Kebutuhan Logistik Saat Isoman
Ilustrasi isoman. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melakukan isolasi mandiri atau isoman membutuhkan persiapan khusus. Itu dilakukan agar isoman bekerja lebih efektif,baik untuk pasien tanpa gejala (10 hari isolasi mandiri) maupun bergejala ringan-sedang (10+3 hari).

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jeffri Aloys Gunawan mengungkap, hal penting yang perlu dipersiapkan saat isolasi mandiri adalah masalah logistik dan medis.

"Isoman perlu waktu cukup lama. Tidak bisa dilakukan tanpa persiapan," kata dokter Jeffri dalam Instagram Live bersama Good Doctor dan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) belum lama ini.

Pertama, siapkan kebutuhan pokok seperti makan, minum, cuci baju, dan lain-lain. Kedua, persiapkan juga alat pemeriksaan medis dasar seperti alat saturasi, suhu tubuh, dan tanda-tanda vital lainnya.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Kota Cimahi Diizinkan, Catat Tanggalnya

Isoman juga sebaiknya dilakukan sendiri, tidak serumah dengan anggota keluarga yang lain. Tapi bila terpaksa tetap serumah, sebisa mungkin harus terpisah dan sebisa mungkin menggunakan kamar mandi yang berbeda. 

Selain itu, dokter Jeffri juga lebih menyarankan melakukan isoman di tempat isolasi terpusat. Jika melakukan isolasi di rumah bersama keluarga, maka riskan anggota keluarga yang lain terpapar virus yang sama.

Ditambahkan dokter Jeffri, sebenarnya yang boleh melakukan isoman hanyalah mereka yang tidak bergejala atau bergejala ringan saja. 

"Mereka yang bergejala sedang, jadi tidak cuma demam atau batuk ringan, tapi juga ada napas berat atau sesak, apalagi bila disertai penurunan saturasi oksigen (<93 persen), sebaiknya diperiksakan ke rumah sakit," jelas dia. 

Apa itu gejala sedang? Gejala sedang adalah perbatasan antara gejala ringan ke berat. Pada pasien seperti ini, lanjutnya, bila dilakukan foto toraks biasanya sudah ada gambaran infeksi paru sehingga harus dirawat di rumah sakit. 

Baca Juga: WHO Kritik Rencana Pemerintah Indonesia soal Dosis Ketiga Vaksin Covid-19

Karena, kalau sudah ada pneumonia perlu terapi yang lebih agresif, yang diberikan via infus, dan pemantauan pun harus lebih ketat. Jadi, kata dia, berkonsultasilah ke dokter, terutama bagi yang mengalami gejala. 

Head of Medical Management Good Doctor Technology Indonesia (GDTI), dr. Adhiatma Gunawan menjelaskan karena alasan inilah selama isolasi mandiri pasien disarankan tetap terhubung dengan tenaga medis seperti layanan telemedicine.

Good Doctor selaku penyedia layanan kesehatan berbasis teknologi, sudah mengeluarkan Panduan Isolasi Mandiri yang sangat lengkap dan masyarakat bisa mengaksesnya dengan mudah.

"Panduan sudah sangat lengkap, dikurasi oleh dokter, dan selalu kita perbarui dengan perkembangan terbaru. Selama isolasi mandiri pasien disarankan tetap terhubung dengan tenaga medis, melalui telemedicine," ujar dokter Adhiatma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI