Suara.com - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 1,5 tahun membuat banyak perubahan dalam kehidupan. Manusia terpaksa mesti beradaptasi dengan kondisi baru, yang mengharuskan untuk bisa menerapkan protokol kesehatan.
Namun, sayangnya hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang kurang patuh dalam menajalankan protokol kesehatan. Untuk itu, menurut Dr. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.Si dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, butuh pendekatan lokal untuk mengkomunikasikan adaptasi hidup baru dengan pendekatan lokal.
"Kita hidup berdamai dengan keadaan, dengan pola keadaan masyarakat berbasis lokalitas, kearifan lokal setempat kebiasaan setempat khasanah kebudayaan daerah kita bisa pilih untuk menyelesaikan salah satu solusi pandemi ini," kata dia.
Rohyanti mengatakan, bahwa adaptasi kebiasaan baru ini sebenarnya bisa disampaikan dengan gaya dan daerah masing-masing. Bahkan, bukan juga tidak mungkin menggunakan media seperti wayang untuk lebih mendekatkan pada masyarakat.
Baca Juga: Segera Daftar! Ini Jadwal Vaksinasi di Kota Bandung
"Indonesia kaya lokalitas smua daerah bisa meningkatkan kreativitas kearifan lokalnya, kesadaran masyarakat dan praktik baik ini sangat bagus," kata dia.
Bahkan, lanjut dia, ini akan jadi dokumentasi aset budaya Indonesia dalam hal kebiasaan baru berbasis kebiasaan lokalitas.
"Keberhasilan pandemi berbasis masyarakat, dari keluarga sehingga akan timbul kesadaran kolektif dari protokol covid-19," kata dia.
Sebelumnya, Rohyanti bahwa penting untuk bisa memberi pemahaman bahwa kemungkinan besar Covid-19 tidak akan pernah hilang dari muka bumi, sehingga masyarakat harus menjajaki kemungkinan untuk hidup berdampingan secara damai.
Baca Juga: LIVE: Imbauan Protokol Kesehatan Pada Pelaku Seni dan Tokoh Lintas Agama di Sumsel