Studi Baru: Obesitas Anak Paling Banyak Terjadi Pada Usia 5-11 Tahun

Senin, 30 Agustus 2021 | 13:21 WIB
Studi Baru: Obesitas Anak Paling Banyak Terjadi Pada Usia 5-11 Tahun
Ilustrasi anak obesitas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru menemukan bahwa obesitas pada anak meningkat secara signifikan selama pandemi Covid-19. Peningkatan paling banyak terjadi pada anak usia 5-11 tahun, di mana terjadi peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 1,57 dan prevalensi obesitas meningkat dari 36,2 persen menjadi 45,7 persen.

Hasil penelitian itu telah diterbitkan dalam Journal of the America Medical Association (JAMA) Network, Jumat (27/8).

Beberapa ahli menyebut bahwa pembelajaran jarak jauh selama pandemi jadi penyebab obesitas meningkat di antara anak-anak karena mereka tidak memiliki aktivitas fisik harian, seperti kelas olahraga. Selain itu, mereka juga tidak lagi menjalani waktu makan yang teratur seperti saat di sekolah.

Dikatakan bahwa kondisi saat ini kebanyakan anak telah mengalami peningkatan berat badan secara signifikan dan terbukti sulit untuk dihilangkan.

Baca Juga: Dokter Sarankan Anak Obesitas Harus Suntik Vaksin Covid-19, Biar Apa?

Studi lainnya yang dilakukan Mei lalu menemukan hasil yang sama setelah para peneliti mengukur IMT sekitar 300.000 anak-anak antara usia 2 dan 17 tahun. Rata-rata, prevalensi obesitas meningkat sekitar dua poin, mencapai 15,4 persen.

Sedangkan studi JAMA melakukan pengamatan terhadap data catatan kesehatan dari California selatan. Studi itu mengamati anak-anak yang melakukan kunjungan langsung dengan setidaknya 1 ukuran IMT pra-pandemi dan satu lagi selama pandemi.

Kelompok yang digunakan dalam penelitian mengambil bagian populasi yang sehat. Kelompok tersebut adalah 10,4 persen penduduk Asia dan Kepulauan Pasifik; 50,4 persen Hispanik; 7 persen non-Hispanik Hitam; 25,3 persen non-Hispanik Putih, dan hampir setengah dari anak-anak itu adalah perempuan.

Para peneliti mengakui bahwa metode penelitian dapat mengubah hasil, karena mengandalkan kunjungan langsung, tetapi mereka berpendapat bahwa analisis diuntungkan dari perbandingan antara data pra-dan-selama pandemi

Baca Juga: 31 Persen Remaja Kegemukan, Brasil Mulai Program Nasional Cegah Obesitas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI