Suara.com - Pemerintah Selandia Baru melonggarkan aturan penguncian alias lockdown, kecuali di kota Auckland dan Northland.
Keputusan diambil karena dua kota tersebut merupakan kota dengan penduduk sekaligus jumlah kasus terbanyak.
Pengumuman tersebut disampaikan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, yang menegaskan pelonggaran yang berlaku masih akan menutup sekolah.
Ardern mengatakan seluruh wilayah Selandia Baru, kecuali Auckland dan Northland, akan bergerak satu langkah lebih rendah ke tingkat siaga 3 mulai Selasa pekan depan (31/8).
Baca Juga: Taliban: Terima Kasih Selandia Baru Sudah Memberi Bantuan untuk Rakyat Kami
Di bawah level 3, bisnis hanya dapat beroperasi untuk layanan ambil pesanan sendiri atau tanpa kontak. Bar dan restoran tetap tutup kecuali untuk layanan dibawa pulang. Tempat-tempat umum tetap ditutup, sementara kerumunan pada acara pernikahan dan pemakaman dibatasi hingga 10 orang.
"Ini adalah level menunggu dan mengawasi," kata Ardern.
Ardern mengatakan bahwa Selandia Baru mungkin mulai mencatat melandainya kasus COVID-19.
Namun, Auckland dan Northland yang lokasinya berdekatan akan tetap dalam lockdown level 4 penuh, mungkin selama dua minggu ke depan.
Ini berarti Auckland, pusat wabah, akan terputus dari bagian lain negara itu untuk saat ini.
Baca Juga: Paralimpiade Tokyo: Takut COVID-19, Selandia Baru Absen di Upacara Pembukaan
Selandia Baru melaporkan 70 kasus baru COVID-19 di komunitas pada Jumat, semuanya di Auckland, menjadikan jumlah total kasus dalam wabah terbaru menjadi 347.
Sebagian besar wilayah negara itu telah bebas dari virus sejak tahun lalu, kecuali sejumlah kecil kasus pada Februari, tetapi itu berubah minggu lalu setelah wabah varian Delta meletus di Auckland, mendorong Ardern untuk memerintahkan lockdown.
Negara ini memiliki sekitar 2.900 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi sejauh ini dan 26 kematian terkait.