Suara.com - Jepang melaporkan adanya kontaminasi pada vaksin COVID-19 buatan Moderna yang dikirim dari Amerika Serikat.
Temuan, yang melaporkan adanya bercak hitam kecil di dalam ampul, membuat otoritas prefektur Gunma menangguhkan penggunaan vaksin batch tersebut.
Kementerian Kesehatan Jepang pada Sabtu mengatakan dua orang meninggal usai menerima dosis vaksin Moderna, yang merupakan bagian dari kelompok vaksin terkontaminasi.
Pemerintah mengaku bahwa tidak ada masalah keamanan atau efikasi yang teridentifikasi, dan penangguhan tersebut hanyalah langkah antisipasi. Investigasi penyebab kematian masih berlangsung.
Baca Juga: Temuan Vaksin Moderna Tercemar Hingga Dua Warga Tewas di Jepang, Bagaimana Indonesia?
Pekan lalu Jepang menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Moderna setelah distributor lokal Takeda Pharmaceutical mendapat laporan bahwa sejumlah ampul mengalami kontaminasi.
Moderna dan perusahaan farmasi Spanyol Rovi, yang menempatkan vaksin Moderna untuk pasar selain Amerika Serikat, pada saat itu mengatakan bahwa kontaminasi dapat disebabkan oleh masalah manufaktur di salah satu jalur produksi Rovi.
Vaksin yang dimaksud di Gunma berasal dari kelompok Moderna yang berbeda dari yang penggunaannya telah ditangguhkan, kata pejabat Gunma.
Vaksin dari kelompok yang sama telah diberikan kepada 4.575 orang di Gunma, namun otoritas prefektur tidak mendengar adanya laporan sakit, lanjutnya.
Unsur kontaminasi ditemukan pada vaksin Moderna di prefektur Okinawa di Jepang selatan. [ANTARA]
Baca Juga: Daftar 4 Tempat Wajib Pakai Sertifikat Vaksin Covid-19 Lewat Aplikasi PeduliLindungi