Waspada, Kandungan Pestisida Tertentu Terkait dengan Pengembangan Obesitas

Minggu, 29 Agustus 2021 | 21:40 WIB
Waspada, Kandungan Pestisida Tertentu Terkait dengan Pengembangan Obesitas
Ilustrasi buah dan sayur, diet. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pestisida yang umum digunakan bisa jadi penyebab masalah obesitas. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan Universitas McMaster.

Melansir dari Medical Xpress, para peneliti menemukan bahwa klorpirifos, yang dilarang untuk digunakan pada makanan di Kanada masih disemprotkan secara luas pada buah-buahan dan sayuran di banyak negara. Kandungan ini memperlambat pembakaran kalori dalam jaringan adiposa coklat tikus. 

Mengurangi pembakaran kalori ini dikenal sebagai termogenesis yang diinduksi diet, menyebabkan tubuh menyimpan kalori ekstra sehingga memicu obesitas.

Para ilmuwan membuat penemuan setelah mempelajari 34 pestisida dan herbisida yang umum digunakan dalam sel lemak coklat dan menguji efek klorpirifos pada tikus yang diberi diet tinggi kalori. Temuan mereka dipublikasikan di Nature Communications.

Baca Juga: Studi: Kelebihan Berat Badan Tingkatkan Risiko Kerusakan Paru-paru

Ilustrasi tanaman (Jatuphon Buraphon/Pexels).
Ilustrasi tanaman (Jatuphon Buraphon/Pexels).


"Perubahan gaya hidup seputar diet dan olahraga jarang mengarah pada penurunan berat badan yang berkelanjutan. Kami pikir sebagian dari masalahnya mungkin karena klorpirifos," kata penulis senior Gregory Steinberg, profesor kedokteran dan co-director Center for Metabolism, Obesity, and Diabetes Research di McMaster.

Steinberg mengatakan klorpirifos hanya perlu menghambat penggunaan energi dalam lemak coklat sebesar 40 kalori setiap hari untuk memicu obesitas pada orang dewasa. Artinya kondisi ini memicu penambahan berat badan lima pon atau 2,5 kg per tahun.

"Meskipun temuan ini belum dikonfirmasi pada manusia, pertimbangan jika mengkonsumsi produk buah dan sayur, pastikan dicuci bersih," saran para peneliti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI