Studi Baru: Varian Delta Tingkatkan Risiko Rawat Inap hingga 50 Persen

Sabtu, 28 Agustus 2021 | 16:44 WIB
Studi Baru: Varian Delta Tingkatkan Risiko Rawat Inap hingga 50 Persen
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Delta. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020, 50 persen lebih mudah menular daripada varian virus corona Covid-19 lainnya, seperti varian Alpha.

Studi dalam The Lancet Infectious Diseases menemukan bahwa varian Delta meningkatkan risiko pasien rawat inap akibat virus corona Covid-19 dibandingkan dengan varian Alpha hingga 2 kali lipat.

Studi ini menganalisis lebih dari 40 ribu kasus virus corona Covid-19 dan menemukan adanya peningkatan risiko rawat inap akibat infeksi parah hingga 2 kali lipat.

Risiko pasien rawat inap di rumah sakit dalam waktu 14 hari setelah terinfeksi virus corona varian Delta juga 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan pasien yang terinfeksi varian Alpha.

Baca Juga: Studi: Perlindungan Vaksin Covid-19 Lebih Rendah Pada 2 Varian Virus Corona

Para ilmuwan mengklaim temuan ini menambah bukti bahwa varian Delta bisa menyebar lebih cepat, lebih mudah menular antara orang dan menyebabkan infeksi yang lebih parah.

Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Delta (Pixabay/Coyot)
Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Delta (Pixabay/Coyot)

Menurut para peneliti dilansir dari Times of India, temuan penelitian oleh Public Health England dan Cambridge University ini harus menjadi acuan tenaga medis di rumah sakit untuk merencanakan metode perawatan yang tepat bagi pasien varian Delta.

Para peneliti telah menganalisis data perawatan kesehatan dari 43.338 kasus positif Covid-19 di Inggris antara 29 Maret hingga 23 Mei 2021, termasuk informasi mengenai status vaksinasi pasien, riwayat perawatan darurat, riwayat rawat inap dan karakteristik demografis lainnya.

Dalam semua kasus di penelitian ini, sampel virus diambil dari pasien yang menjalani sekuensing seluruh genom untuk memastikan varian virus corona yang menyebabkan infeksi.

Selama penelitian, ada 34.656 kasus (80 persen) dari varian Alpha dan 8.682 kasus (20 persen) dari varian Delta. Para ilmuwan menemukan varian Delta itu tumbuh secara eksponensial hingga sekitar dua pertiga dalam seminggu mulai 17 Mei 2021 menjadi 65 persen, yang artinya menyusul varian Alpha.

Baca Juga: Gejala Virus Corona Covid-19, Perhatian 5 Perubahan Ini Pada Mata!

Setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan infeksi virus corona Covid-19, mereka menemukan varian Delta meningkatkan risiko keparahan 2,26 kali lipat.

Dr Anne Presanis, ahli statistik senior di universitas Cambridge juga mengatakan varian Delta akan memberikan beban lebih berat pada perawatan medis dibandingkan varian Alpha, terutama bila tidak ada vaksin Covid-19.

Karena itu, vaksinasi lengkap sangat penting untuk menurunkan risiko infeksi parah dan rawat inap akibat varian Delta. Dr Zania Stamataki, ahli imunologi virus di Universitas Birmingham menambahkan varian Delta juga sebelumnya dikatakan 50 persen lebih menular daripada varian Alpha dan sekarang sudah semakin banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI