Jangan Cuma Minum Vitamin, Sosialisasi Juga Penting Saat Isolasi Mandiri

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 27 Agustus 2021 | 19:15 WIB
Jangan Cuma Minum Vitamin, Sosialisasi Juga Penting Saat Isolasi Mandiri
Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri tidak hanya perlu memikirkan asupan vitamin.

Pakar mengatakan, sosialisasi juga penting ketika pasien COVID-19 menjalani isolasi mandiri.

"Jangan karena lagi positif COVID-19 beli sebanyak-banyaknya, akhirnya uang habis untuk vitamin tapi hal lain malah ditelantarkan. Dengan informasi yang baik, perilaku jadi lebih terarah," tutur Rininda Mutia, psikolog dari Universitas Indonesia, dilansir ANTARA.

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu perlu untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketika isolasi mandiri, interaksi fisik tak bisa dilakukan dengan orang lain, tapi manfaatkanlah teknologi agar tetap terhubung dengan keluarga atau sahabat.

Baca Juga: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 12.618 Kasus, 19.290 Orang Sembuh Hari Ini

Sosialisasi itu penting dilakukan, terlebih ketika Anda berada dalam isolasi dan merasa sedang terkurung. Terhubung dengan orang lain bisa mengusir rasa kesepian dan tertekan.

Bagilah perasaan Anda dengan orang lain, perbincangan bisa mengikis rasa sepi dan membuat Anda tidak sendirian berkat dukungan orang lain. Lakukan panggilan video dengan orang-orang terdekat agar tetap semangat dalam menjalani hari.

Jika mengenal penyintas lain, berbincanglah untuk mendapatkan masukan berdasarkan pengalaman mereka agar isolasi mandiri terasa ringan.

Bila perlu, ikuti acara kumpul-kumpul virtual yang banyak digelar di dunia maya. Seminar virtual hingga kelas virtual, semuanya bisa dipilih sesuai apa yang disukai.

Langkah selanjutnya adalah berpikir dan mengambil tindakan untuk apa yang terjadi sekarang alih-alih memikirkan masa lampau dan masa depan yang belum terjadi. Memikirkan apa yang bisa diubah di masa lalu dan apa kemungkinan terburuk di masa depan hanya akan memperparah kecemasan.

Baca Juga: Tips Agar Tidak Stres saat Isolasi Mandiri

"Berpikir 'here and now', di sini dan saat ini. Jangan terlalu jauh ke belakang atau ke depan," tuturnya.

Jangan terjebak dalam penyesalan yang berkepanjangan atas kesalahan masa lalu yang membuat Anda terinfeksi COVID-19. Menyalahkan masa lalu terus menerus dan tak henti meratap tidak akan mengubah keadaan karena yang lalu tidak bisa diulang lagi.

"Tapi bisa dipelajari untuk ke depan, seperti jangan kumpul-kumpul lagi, kalau sudah terjadi, terimalah."

Di sisi lain, jangan terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi di masa depan yang malah membuat pikiran semakin ruwet. Apalagi bila yang dipikirkan adalah hal-hal negatif yang membuat diri semakin takut dan khawatir.

"Memikirkan sesuatu yang belum terjadi juga tidak baik, tapi fokus kita ketika didiagnosa COVID-19 adalah apa yang bisa dilakukan saat ini," katanya.

Tindakan yang lebih penting menjadi prioritas, contohnya menghubungi Satgas COVID-19 terdekat, menghubungi Puskesmas di dekat rumah agar bisa dipantau, menghubungi pihak kantor, mengabari keluarga serta memberitahu orang-orang yang pernah kontak dekat bila memang pernah berjumpa dengan orang lain.

Saat berdiam diri di rumah, carilah kegiatan yang bermanfaat untuk batin Anda seperti relaksasi yang panduannya sudah beredar di Internet. Manfaatkan waktu untuk melakukan kegiatan yang dulu belum sempat Anda lakukan. Pastikan untuk tetap menjaga kebugaran dengan olahraga-olahraga ringan.

"Pastikan tidur, makan, minum, semua tercukupi, jangan lupa juga berjemur," ujar dia.

Waktu luang di tengah isolasi mandiri dapat juga digunakan untuk mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa lewat ibadah yang lebih intensif.

Menjaga kesehatan tubuh pada saat pandemi memang sangat penting untuk dilakukan. Namun jangan abaikan kondisi kesehatan mental, karena pikiran sehat dan hati yang gembira adalah obat yang paling mujarab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI