"Bila benjolan makin besar ada di paru, baru orang merasa gejala tidak enak dada, batuk, dan bisa menyebabkan batuk darah karena kanker sudah menyebabkan robekan pada pembuluh darah di paru," tutur Ikhwan.
Sementara apabila tumor sudah menyebar ke luar dada, maka seseorang bisa mengalami nyeri tulang, patah tulang, kebingungan, perubahan kepribadian, kelumpuhan, sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening, kejang, mual, muntah, lemah dan penurunan berat badan.
Selain merokok, kanker paru juga bisa tercetus melalui pola hidup tak sehat seperti diet tinggi daging merah (daging dalam kondisi kering dan well done karena mengandung nitrosamin), sering mengonsumsi suplemen mengandung betakaroten dalam jumlah banyak dan meminum air dengan kandungan arsen.
Beberapa penyakit pun diketahui menempatkan seseorang pada risiko lebih tinggi terkena kanker paru seperti PPOK, asma (1,8 kali lebih tinggi) dan tuberkulosis (1,5 kali setelah 20 tahun).
Oleh sebab itu jauhi merokok, makan banyak buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik, serta minimalkan paparan zat karsinogen.
Terlanjur jadi perokok? Kalau begitu, segera lakukan skrining paru agar potensi kanker paru bisa ditemukan sedini mungkin.