Studi Ungkap bahwa Efek Samping Vaksin Pfizer pada Remaja Lebih Ringan

Jum'at, 27 Agustus 2021 | 11:15 WIB
Studi Ungkap bahwa Efek Samping Vaksin Pfizer pada Remaja Lebih Ringan
Ilustrasi remaja vaksin Covid-19, vaksin Pfizer (pexels.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah peneliti menemukan suntikan vaksin Pfizer hanya menyebabkan efek samping ringan pada remaja. Penelitian ini sudah melihatnya pada anak-anak usia 12-15 tahun yang tergolong rentan terinfeksi virus corona Covid-19.

Mulanya, peluncuran vaksin Covid-19 untuk remaja sehat yang tidak berisiko tinggi terinfeksi virus corona Covid-19 ini menjadi perdebatan.

Para ahli berpendapat bahwa remaja di atas usia 12 tahun harus suntik vaksin Covid-19, karena mereka bisa menjadi penyebar virus ketika kembali sekolah.

Tetapi dilansir dari The Sun, para ahli lain justru mengatakan risiko remaja terinfeksi virus corona Covid-19 tergolong rendah.

Baca Juga: Ilmuwan Pesimis Asal Usul Virus Corona Bisa Terungkap, Mengapa?

Sedangkan, efek samping vaksin Covid-19 pada kelompok orang yang lebih mudah masih belum dipahami.

Penelitian terbaru ini pun menemukan sekelompok anak-anak yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona Covid-19 tidak mengalami komplikasi maupun efek samping serius setelah suntik vaksin Pfizer.

Karena anak-anak yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona ini dilindungi, mereka tidak akan dimasukkan dalam studi keamanan vaksin Covid-19 pada tahap awal.

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Pfizer (Unsplash.com/@3dparadise).
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin Pfizer (Unsplash.com/@3dparadise).

Kelompok penasihat vaksin Inggris mengatakan hanya anak-anak berusia 12 tahun ke atas dengan cacat neurologis parah hingga mengalami infeksi pernapasan berulang dan butuh perawatan medis kompleks, yang perlu disuntik vaksin Covid-19.

Karena efek samping vaksin Covid-19 pada kelompok tersebut belum diketahui, peneli meminta orangtua dari 27 anak untuk merekam semua yang terjadi selama anak-anak mereka mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Studi: Penyakit Paru-Paru Terus Berkembang Usai Infeksi Virus Corona Covid-19

Mereka adalah anak-anak usia 12 hingga 15 tahun, yang mana terdiri dari 3 orang pasien rawat inap di rumah sakit, 16 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 21 orang berkulit putih.

Semua anak-anak itu memiliki berbagai kondisi neurologis, termasuk distrofi otot dan cerebral palsy.

Banyak pula yang menderita berbagai kondisi medis, seperti epilepsi, cacat jantung bawaan, dan defisiensi imun hingga membutuhkan berbagai jenis perawatan obat.

Hasilnya, mereka mengalami efek samping yang cenderung ringan hingga sedang, kecuali 1 anak yang mengalami kelelahan dan ketidaknyamanan parah sekaligus mengalami peningkatan agitasi.

Setelah suntik dosis pertama vaksin Pfizer, 6 anak mengalami efek samping ruam ringan, sakit kepala, diare, sakit tenggorokan, nyeri leher, sulit tidur dan glukosa darah rendah yang sembuh dalam 72 jam.

Setelah dosis kedua vaksin Pfizer, 5 anak mengalami diare, muntah, pembengkakan di ketika, dan lepuh di sekitar mulut. Tapi, mereka semua juga segera sembuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI