Minum Susu Bisa Membersihkan Paru, Mitos atau Fakta?

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 26 Agustus 2021 | 14:12 WIB
Minum Susu Bisa Membersihkan Paru, Mitos atau Fakta?
Ilustrasi paru-paru (Pixabay/oracast)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, beredar anggapan di tengah masyarakat bahwa minum susu, utamanya soda susu, bisa bantu membersihkan paru-paru dari racun dan asap rokok.

Beberapa juga meyakini jika kebiasaan ini dilakukan secara rutin selama sebulan, bahkan bisa membersihkan paru-paru seorang perokok yang rusak akibat kebiasaan merokoknya.

Namun, hal tersebut dibantah oleh dokter spesialis patologi anatomi RS Dharmais, dr. Evlina Suzanna, Sp.PA. Dalam virtual media briefing bertema "Hari Kanker Paru Sedunia 2021: Situasi dan Penanganan Kanker Paru pada Masa Pandemi Covid-19", Kamis (26/8/2021), ia mengatakan bahwa tidak ada hubungannya minum susu selama seminggu, dua minggu, atau sebulan dengan pembersihan paru.

Dikatakan dr. Evlina bahwa merokok merusak saluran dan kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru. Kerusakan yang terjadi bisa mencapai DNA dan perlu waktu sekitar 30 tahun untuk membebaskan DNA ini dari efek buruk akibat merokok.

Baca Juga: Mesti Tahu, Begini bedanya Sesak Napas Akibat Kerusakan Jaringan Paru dan Bukan

Lebih lanjut, dokter yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) itu mengatakan bahwa merokok termasuk faktor utama risiko terjadinya kanker paru. Seorang perokok berpeluang 20-50 kali lebih tinggi terkena kanker ini dibandingkan mereka yang tidak merokok. Merokok juga menjadi penyebab 80 persen kematian akibat kanker.

Dikutip dari Antara, data dari laman Johns Hopkins Medicine memperlihatkan bahwa orang yang merokok cerutu 5 batang sehari berisiko terkena kanker paru-paru yang sama besarnya dengan merokok dengan rokok biasa satu bungkus sehari.

Sementara itu, perokok pasif pun ternyata tidak seratus persen terbebas dari risiko kanker. Data menunjukkan, seringnya terpapar asap rokok dari perokok aktif ini akan meningkatkan risiko terkena kanker paru 20-30 persen.

Di Indonesia, data Global Cancer Statistic (Globocan) tahun 2020 menunjukkan, angka kejadian kanker paru meningkat dari sebelumnya 30.023 pada tahun 2018, menjadi 34.783 pada tahun 2020.

"Angka insiden di tanah air mulai terjadi pada usia 35 tahun kemudian meningkat 4 kali lipat dan berkali lipat sampai usia 60 tahunan," pungkas Evlina.

Baca Juga: Dimodifikasi Jadi Berbagai Olahan, Inilah Kandungan dan Manfaat Susu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI