Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa vaksin Johnson and Johnson masuk Indonesia setidaknya pada September 2021.
Akan tetapi, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (25/8/2021) Budi belum ada pemberitahuan berapa banyak dosis vaksin Johnson and Johnson yang akan diterima.
Dikutip dari Healthline, ada tiga perbedaan utama vaksin Johnson dan Johnson dengan vaksin Pfizer dan Moderna.
Pertama, vaksin Johnson and Johns hanya membutuhkan satu dosis. Sedangkan vaksin Pfizer dan Moderna memerlukan dua dosis dengan interval 3-4 minggu.
Baca Juga: Mau Disuntik Vaksin Moderna? Ini Gambaran Gejala Ringan, Berat dan Kelebihannya
Kedua, vaksin Johnson and Johns dapat disimpan di lemari es, sedangkan vaksin Pfizer dan Moderna harus disimpan dalam keadaan beku.
Ketiga dalam segi teknologi, vaksin Johnson and Johnson menggunakan teknologi vektor adenovirus, sementara vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan teknologi mRNA.
Cara Kerja Vaksin Johnson and Johnson
Setelah vaksin Johnson and Johnson disuntikkan, adenovirus yang dimodifikasi memasuki sel inang di tubuh dan melepaskan materi genetiknya.
Sel-sel kemudian menangkap instruksi dalam materi genetik yang disediakan vektor virus untuk menghasilkan protein lonjakan, yang kemudian diangkut ke permukaan sel.
Baca Juga: Masuk Bulan Depan dari Belanda, Menkes: Vaksin Johnson and Johnson Cukup Satu Kali Suntik
Sistem kekebalan dapat melihat protein lonjakan pada permukaan sel dan mengidentifikasinya sebagai benda asing. Ini menghasilkan respons imun. Sehingga saat Anda terinfeksi Covid-19, sistem kekebalan akan dapat mengenalinya dan membantu mencegah Anda mengembangkan Covid-19 parah.
Sebagai informasi, pemberian vaksin Johnson and Johnson pernah dihentikan sementara pada April lalu terkait pembekuan darah langka yang telah dilaporkan setelah vaksinasi. Namun tak lama kemudian kebijakan tersebut dicabut pada 23 April 2021.
Data uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Johnson and Johnson aman dan efektif untuk mencegah Covid-19 ringan hingga sedang dan serius. Ini juga terbukti efektif melawan varian virus.
Efek samping yang umum dari vaksin ini adalah reaksi di tempat suntikan, kelelahan, dan sakit kepala. Efek samping yang parah sangat jarang terjadi.