Awas, Kurang Minum Air Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

Rabu, 25 Agustus 2021 | 08:48 WIB
Awas, Kurang Minum Air Tingkatkan Risiko Gagal Jantung
Ilustrasi minum air (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagal jantung biasa terjadi ketika jantung mendadak terlalu lemah atau kaku, sehingga menyebabkan sesak napas, kelelahan dan pergelangan kaki serta tangan membengkak.

Tapi, bukti baru menunjukkan jumlah konsumsi air seseorang bisa menandakan risiko kondisi tersebut.

Umumnya, semua rang direkomendasikan minum air antara 6 hingga 8 gelas sehari. Tapi, ada bukti substansial yang menunjukkan bahwa pria maupun wanita tidak minum air sesuai rekomendasi tersebut.

Kebiasaan minum air yang buruk ini bisa menjadi implikasi yang mengancam jiwa bagi jantung, terutama meningkatkan risiko gagal jantung.

Baca Juga: Bisakah Anda Terinfeksi 2 Varian Virus Corona Covid-19?

Sebuah studi baru menemukan bahwa tubuh yang tetap terhidrasi sepanjang waktu bisa membantu mengurangi risiko gagal jantung. Salah satu cara mengukur hidrasi adalah melalui natrium serum.

Bila semakin sedikit air yang diminum seseorang, maka semakin tinggi konsentrasi natrium serum dalam tubuhnya. Konsentrasi natrium serum di atas batas normal, yakni 135-145 mmol/L sudah menunjukkan dehidrasi.

Ilustrasi Gagal Jantung/freepik/jcomp
Ilustrasi Gagal Jantung/freepik/jcomp

Dokter Natalia Dmitrieva dari Institut Jantung, Paru-Paru dan Darah Inggris, mengatakan wajar bila hidrasi dan natrium serum tubuh berubah dari hari ke hari tergantung pada seberapa banyak kita minum air setiap harinya.

Pada studi ini, peneliti melakukan analisis terhadap 15.792 orang dewasa berusia 44 hingga 66 tahun. Para peserta dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan rata-rata konsentrasi natrium serum mereka.

Pada setiap kelompok, tim peneliti menganalisis proporsi peserta yang mengalami gagal jantung selama 25 tahun berikutnya.

Baca Juga: Ahli Khawatir Munculnya Gabungan Varian Virus Corona, Ini Risikonya

Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi natrium serum yang lebih tinggi pada usia paruh baya dikaitkan dengan gagal jantung dan hipertrofi ventrikel kiri 25 tahun mendatang.

Faktanya dilansir dari Express, setiap peningkatan 1 mmol/l konsentrasi natrium serum pada usia paruh baya berkaitan dengan peningkatan 1,11 persen berkembangnya gagal jantung pada 25 tahun mendatang.

"Studi kami menunjukkan bahwa menjaga tubuh tetap terhidrasi bisa mencegah atau setidaknya memperlambat perubahan di dalam jantung yang menyebabkan gagal jantung," kata Dr Dmitrieva.

Temuan ini juga mengingatkan semua orang untuk lebih memperhatikan jumlahnya minum air dalam sehari dan segera menyadari ketika minum air terlalu sedikit.

Selanjutnya, risiko gagal jantung mulai meningkat ketika natrium serum melebihi 142 mmol/l pada usia paruh baya.

Dr Dmitrieva menambahkan tubuh yang terhidrasi baik sepanjang hidup bisa menurunkan risiko pengembangan hipertrofi ventrikel kiri dan gagal jantung.

Selain itu, temuannya juga menunjukkan bahwa natrium serum yang melebihi 142 mmol/l meningkatkan risiko efek samping pada jantung dan membantu mengidentifikasi orang yang memiliki tingkat hidrasi baik.

NHS menjelaskan dehidrasi adalah kondisi tubuh yang kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk. Jika tak ditangani, dehidrasi bisa menjadi lebih buruk dan memicu masalah kesehatan serius.

Adapun gejala tubuh dehidrasi, antara lain:

  1. Haus
  2. Kencing berwarna kuning tua dan berbau menyengat
  3. Pusing atau pening
  4. Kelelahan
  5. Mulut, bibir dan mata kering

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI