Suara.com - Sejumlah makanan mengandung probiotik atau kultur bakteri hidup yang bermanfaat bagi saluran pencernaan. Dua jenis mikroorganisme hidup, yakni Lactobacillus atau Streptococcus, ditambahkan ke dalam susu pasteurisasi untuk membuat yogurt, menjadikannya salah satu makanan fermentasi kaya probiotik yang paling populer.
Tapi tak cuma bermanfaat untuk saluran pencernaan, yogurt dan makanan mengandung probiotik lainnya bisa berefek baik pada kesehatan otak.
Dilansir dari Eat This, para peneliti dari University College Cork di Irlandia memutuskan untuk mengeksplorasi apakah hubungan saluran pencernaan yang baik ini dapat berdampak pada otak yang menua.
Peneliti transplantasi mikrobiota tinja (menggunakan bakteri usus "baik") dari tikus muda (3 sampai 4 bulan) atau tua (19 sampai 20 bulan) ke tikus tua. Setelah melakukan pemindaian dan tes otak (seperti labirin hewan pengerat klasik), penulis menemukan bahwa tikus yang menerima mikrobioma "remaja" menunjukkan lebih sedikit tanda-tanda kecemasan (gejala klasik penyakit Alzheimer) bersama dengan peningkatan memori dan fungsi kognitif.
Baca Juga: Konsumsi Cokelat, Yogurt, dan Keju Bisa Membantu Kesehatan Jantung
Hasil pemindaian mengungkapkan bahwa otak mereka mengandung molekul dan pola gen tertentu yang meniru otak tikus muda. Temuan terbaru ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Aging.
"Penelitian baru ini merupakan pengubah permainan yang potensial, karena kami telah menetapkan bahwa mikrobioma dapat dimanfaatkan untuk membalikkan kerusakan otak terkait usia," kata John F. Cryan, profesor dan wakil presiden untuk penelitian dan inovasi di University College Cork, dalam siaran pers .
Sementara dia menambahkan bahwa penemuan ini masih sangat dini dan perlu lebih banyak penelitian lanjutan.
Seorang rekan dan direktur pusat penelitian pun menyatakan studi ini membuka kemungkinan di masa depan untuk memodulasi mikrobiota usus sebagai target terapi untuk memengaruhi kesehatan otak.
"Ini (penelitian saat ini dari Irlandia) menambah bukti bahwa ada interaksi signifikan antara mikrobioma usus dan otak yang mungkin dimediasi oleh sistem kekebalan kita," kata Douglas Scharre MD, ahli saraf, dan direktur divisi Neurologi Kognitif di Ohio State Wexner Medical Center.
Baca Juga: 7 Manfaat Bermain Catur bagi Kesehatan
Sunitha Posina , MD, seorang internis bersertifikat dari New York City, percaya bahwa penelitian terbaru ini terdengar menjanjikan. "Akan menjadi terobosan jika ini bisa direplikasi pada manusia," lanjutnya. "Ini berita yang sangat bagus."
Sependapat dengan Scharre, Posina mengatakan studi yang lebih besar dan longitudinal perlu dilakukan untuk membangun hubungan langsung. "Bagaimanapun, saya tidak melihat ada salahnya meningkatkan mikrobioma usus kita melalui diet dan gaya hidup karena bermanfaat bagi kesejahteraan kita dan bukan hanya otak," kata Posina.