Suara.com - Virus corona penyebab sakit Covid-19 merupakan jenis virus baru yang masih membutuhkan banyak penelitian untuk mendapatkan penangkal dan obatnya.
Pun bagi dokter, mengobati pasien Covid-19 menjadi tantangan nyata yang kerap membutuhkan pertimbangan matang, terlebih bagi pasien yang memiliki komorbid.
Bagi dokter dan tenaga kesehatan lain, menangani pasien Covid-19 bukan melulu tentang menyembuhkan pasien dari infeksi virus corona tetapi juga mempertimbangkan berbagai tindakan medis, terutama risiko kesehatan jangka panjang.
"Dalam pengobatan bukan hanya berusaha untuk mengobati pasien dari Covid-19, tapi juga seminimal mungkin menurunkan risiko akibat Covid-19."
"Ini juga kita berpikir, kalau pasien sembuh bagaimana supaya tidak terlalu terjadi kerusakan," kata dokter spesialis paru dr. Qamariah Laila dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (23/8/2021) kemarin.
Sebagai salah satu organ yang berisiko mengalami kerusakan akibat infeksi Covid-19, organ paru memerlukan penanganan khusus apalagi kerusakannya bisa bertahan hingga beberapa bulan paska dinyatakan negatif Covid-19.
Itulah mengapa banyak penyintas Covid-19 yang masih mengalami keluhan seperti mudah lelah hingga sesak nafas, karena paru telah mengalami kerusakan.
Dokter Qamariah menjelaskan, kerusakan paru pada penyintas Covid-19 bisa terjadi akibat perlawan hebat antara antibodi dengan virus corona.
Oleh sebab itu, dokter perlu mempertimbangkan penanganan medis yang diberikan agar kerusakan organ tidak makin berkepanjangan.
Baca Juga: Video Mikroskopis Buktikan Keganasan Virus Corona Gerogoti Sel Otak Kelelawar
"Pada orang yang memang mengalami kerusakan lebih luas, atau bahkan permanen, tentu akan terjadi ketidaknyamanan dalam bernapas."