Limbah Medis Covid-19 Disebut Bisa Jadi Ancaman Baru Krisis Iklim

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 24 Agustus 2021 | 19:50 WIB
Limbah Medis Covid-19 Disebut Bisa Jadi Ancaman Baru Krisis Iklim
Limbah medis COVID-19 dibuang di pinggir Jalan Raya Sukatani-Cabangbungin, Sukakarya, Kabupaten Bekasi. (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini memunculkan masalah baru. Limbah medis yang tidak dikelolas dengan baik disebut bisa jadi ancaman krisis iklim .

Saat ini Pemerintah dianggap belum melakukan pengelolaan limbah medis dengan baik.

Bahkan ada petisi yang dimulai DETALKS dan Doctors for XR Indonesia untuk mendesak Pemerintah untuk memastikan dan menjamin pengelolaan limbah medis yang transparan, cepat, dan ramah lingkungan. Sampai hari ini, petisi tersebut telah berhasil didukung oleh 29.000++ orang.

“Kami merupakan orang biasa yang memiliki perhatian besar terhadap dampak limbah medis kepada kehidupan masyarakat sehari-hari. Dan ternyata, ada 29 ribu orang lain yang juga ikut mendukung gerakan yang kami buat,” kataAmalia Renjana, salah seorang perwakilan pembuat petisi, dalam keterangannya, Selasa (24/8/2021). 

Baca Juga: Pemerintah Akan Libatkan Asosiasi dan Perkumpulan Susun Roadmap Hidup Bersama Covid-19

Amalia juga menceritakan bagaimana pengelolaan limbah medis yang baik dan ramah lingkungan bisa berpengaruh pada kehidupan setiap orang.

Ilustrasi limbah medis. [Antara]
Ilustrasi limbah medis. [Antara]

“Saat ini, saya memiliki teman di Tebet, Jakarta, yang bingung dan takut karena mau dibangun insinerator, karena takut menjadi sumber polusi udara lagi. Padahal, tidak semua limbah medis harus dikelola menggunakan pembakaran,” ceritanya.

Insinerator merupakan alat pemusnah limbah medis dengan teknik pembakaran, yang banyak digunakan di Indonesia. Banyak pihak, termasuk para pembuat petisi, yang merasa penggunaan insinerator yang berlebihan untuk mengelola limbah medis bisa memperparah krisis iklim akibat polusi dan emisi yang dihasilkan oleh alat tersebut.

Terkait dengan krisis limbah B3 medis ini, Ir. Medrilzam, M.Prof.Econ, Ph.D., mengatakan bahwa persoalan limbah medis memang masih menjadi permasalahan besar, termasuk penggunaan alat insinerator yang dianggap dilematis.

“Ada lima jenis alat pengelola limbah medis, dan semuanya sudah proven / terbukti. Insinerator, teknologinya kalau diterapkan dengan baik bisa bekerja dengan baik. Tetapi, kalau di Indonesia, sampai hari ini saya belum pernah lihat ada yang dijalankan dengan benar. Dari segi manajemen masih banyak persoalannya, malah jadi seperti
tungku. Dilematis bagi fasyankes untuk menerapkan insinerator,” tutur Ir. Medrilzam.

Baca Juga: Kumulatif Covid-19 di Kaltim Hari Ini Mencapai 146.989 Kasus, Dengan Penambahan 791 Kasus

Sementara itu, dr. Dimas Almakna dari Doctors for XR, salah seorang perwakilan pembuat petisi, juga mengaku bahwa selama ini pengelolaan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan belum memadai.

“Kebanyakan fasyankes mau mengelola limbah medis mereka agar tidak mendapatkan dari pihak luar yang akan mengecek, bukan dari kesadaran mereka sendiri. Padahal, sebagai tenaga medis, diperlukan juga aksi dan kesadaran dari diri.”

Tidak hanya terbatas pada level nasional dan di fasyankes, problematika limbah medis juga terjadi di level domestik. Keprihatinan ini dialami oleh Tasya Kamila, figur publik dan juga seorang pegiat lingkungan. Tasya yang selama ini sering melakukan pengumpulan sampah melalui bank sampah, merasa belum ada sebuah fasilitas yang bisa digunakan untuk mengelola limbah medis, terutama masker, yang ia gunakan.

“Aku sering bingung harus diapain masker bekas. aku sampai cari tahu di internet harus diapain sampah masker. Di rumah aku udah mulai melakukan pilah sampah, dan sampah dijemput langsung lewat aplikasi. Tapi ternyata aplikasi dan bank sampah belum mau menerima sampah masker. Di satu sisi mau melindungi diri, tapi di sisi lain aku mau mengurangi sekali pakai,” ceritanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI