Selama Pandemi Covid-19, Hanya 21 Persen Posyandu yang Aktif

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 24 Agustus 2021 | 15:30 WIB
Selama Pandemi Covid-19, Hanya 21 Persen Posyandu yang Aktif
Tim dokter memeriksa kesehatan seorang ibu hamil saat program Posyandu Door to Door di Cawang, Jakarta Timur, Rabu (6/5). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 jadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU).

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Agus Nurali mengatakan bahwa banyak Posyandu yang tidak aktif selama pandemi Covid-19.

"Saat ini terdata ada 292 ribu lebih Posyandu. Yang aktif itu hanya 21 persen dan kita harapkan tahun ini bisa meningkat sesuai dengan jumlahnya," kata Imran dalam webinar Posyandu Sahabat Masyarakat, Selasa, (24/8/2021).

Oleh sebab itu, Ia mengatakan bahwa penting untuk bisa kembali mengaktifkan Posyandu. Lebih lanjut, Imran mengatakan bahwa kehadiran Posyandu penting untuk memastikan balita mendapatkan vaksinasi dasar lengkap, memantau tumbuh kembang anak, hingga pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil.

Baca Juga: Gedung Misbar, Satu satunya Bioskop yang Tak Pernah Tutup Selama Pandemi COVID-19

Dikutip dari ANTARA, Imran menambahkan, pelayanan Posyandu juga harus melakukan modifikasi agar tidak terjadi kerumunan atau hal-hal lain yang dapat menjadi sarana penularan virus Covid-19.

Bhakti Yudhantara turut serta membantu kader posyandu.
Bhakti Yudhantara turut serta membantu kader posyandu.

"Kami sudah buatkan pedomannya. Disesuaikan dengan wilayahnya apakah zona merah atau zona hijau. Bisa online atau janjian kunjungan ke rumah, nanti kader akan datang," ujar Imran.

"Kalau ada pertemuan di Posyandu bisa dilakukan beberapa kloter sehingga tidak berkumpul. Setiap keluarga juga harus bawa kain sendiri untuk penimbangan, karena selama ini kan penimbangan pakai kain yang sama yang sudah disediakan," lanjutnya.

Nantinya, kegiatan Posyandu diharapkan tak hanya menjangkau bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan layanan Keluarga Berencana (KB), tapi melayani seluruh siklus usia termasuk remaja, usia produktif, hingga lansia.

"Kita harapkan seluruh siklus kehidupan bisa ditangani dalam kegiatan posyandu, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 18 tahun 2018 bahwa semua masyarakat harus punya akses untuk pelayanan dasar," kata Imran.

Baca Juga: Level PPKM Jakarta dan Kasus Covid Menurun, Anies: Jadi Semua Adalah Berita Baik

"Pada usia produktif itu dalam rangka upaya kesehatan kerja, kemudian yang lansia biasanya pengukuran tekanan darah, berat badan, diabetes," tambahnya.

Tak hanya itu, Imran mengungkapkan bahwa setelah melakukan evaluasi, ada beberapa usulan agar Posyandu dijadikan wadah untuk aktivitas ketahanan pangan. Melalui hal itu, keluarga memiliki lahan bersama untuk menanam tanaman termasuk apotek hidup hingga sayur-sayuran yang baik untuk untuk kesehatan.

"Sudah saya saksikan ini sudah dilaksanakan oleh komunitas di Lampung yang bagian dari posyandu," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI