Suara.com - Pandemi Covid-19 memaksa sejumlah layanan pengobatan dilakukan jarak jauh melalui telemedicine. Bagaimana nanti ketika pandemi usai dan pembatasan kerumunan ditiadakan?
Melansir ANTARA, Dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP., M.Kes., memprediksi telemedicine masih akan tetap digunakan di masa depan.
"telemedicine akan menjadi bagian pelayanan dokter di masa depan. Bahkan setelah pandemi usai," katanya.
Pakar jantung dan pembuluh darah ini mengatakan, para dokter termasuk dia dan tim terus mengikuti perkembangan teknologi dan semakin terbiasa memanfaatkan telemedicine.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Kasih Mobil Mewah-Duit Sekoper ke dr Gunawan, Ini Alasannya
Tak hanya dokter, masyarakat pun nantinya perlahan terbiasa memanfaatkan layanan kesehatan ini, termasuk pasien penyakit jantung. Pada mereka dengan hipertensi dan gangguan kolesterol misalnya, telemedicine bisa menjadi sarana konsultasi sekaligus membantu mereka meminum obat secara rutin agar kondisinya stabil.
"Kasus seperti hipertensi dan kolesterol tinggi masih bisa dengan telemedicine. Juga kontrol obat-obat rutin. Pasien-pasien gagal jantung juga sama, mereka rutin minum obat kondisi baik-baik atau pasien pernah pasang ring atau dulu sempat serangan jantung bila stabil bisa lewat telemedicine dulu," jelas Vito.
Di sisi lain, menurut Vito, telemedicine pun dapat menjadi sarana edukasi masyarakat, khususnya dalam menjaga kondisi kesehatan mereka, termasuk obat-obat yang sebaiknya mereka minum kala sakit menyerang.
Berbicara hal yang penting untuk menunjang layanan ini, dia menyebut keterbukaan dan kecerdasan pasien.
Sama seperti saat konsultasi langsung, melalui layanan telemedicine biasanya dokter melakukan anamnesa atau memeriksa kondisi pasien melalui wawancara sebelum akhirnya memberikan diagnosis.
Baca Juga: 27 Dokter Spesialis di RSUD Ketapang Mogok Kerja, Gegara Tukin Tak Cair 6 Bulan