Mesti Tahu, Begini bedanya Sesak Napas Akibat Kerusakan Jaringan Paru dan Bukan

Senin, 23 Agustus 2021 | 16:35 WIB
Mesti Tahu, Begini bedanya Sesak Napas Akibat Kerusakan Jaringan Paru dan Bukan
Sesak napas. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sesak napas termasuk reaksi tubuh ketika ada masalah pada sistem pernapasan. Tetapi kondisi itu tidak selalu menunjukan adanya kerusakan pada organ paru-paru

Menurut dokter spesialis paru dr. Qamariah Laila, Sp. P., sesak sebenarnya sensasi rasa yang tidak bisa diukur secara objektif dan penyebabnya bisa berbeda-beda pada masing-masing orang.

"Pilek biasa itu bisa sesak nafas. Bukan karena ada kerusakan pada jaringan paru, tapi mungkin banyak lendir yang ada di saluran napas yang bisa mengganggu aliran napas dan memberi sensasi sesak," jelas dokter Qamariah saat siaran langsung Radio Kesehatan, Senin (23/8/2021).

Ilustrasi sesak napas. [Shutterstock]
Ilustrasi sesak napas. [Shutterstock]

Termasuk juga sesak napas pada pasien Covid-19, bisa disebabkan karena adanya kerusakan jaringan paru maupun tidak. Meski begitu, sesak napas menjadi salah satu gejala penentu seseorang alami perburukan kondisi akibat infeksi virus corona tersebut. 

Baca Juga: Begini Bedanya Kondisi Paru Sehat dan Sakit Berdasarkan Foto Rontgen

Umumnya gejala sesak baru akan muncul pada hari kedua sampai ke-14 pasca infeksi. Pada beberapa kasus tertentu, sesak napas bisa bertahan hingga berbulan-bulan. Jika sudah seperti itu, kemungkinan memang ada kerusakan pada jaringan paru.

"Jadi tergantung seberapa luas kerusakannya, seberapa bisa kembali pulih. Kalau kerusakannya sedikit saja dan tidak terlalu parah itu bisa kembali normal dalam keadaan tidak terlalu lama, bisa 10 sampai 14 (hari) sudah tidak sesak lagi. Tapi kalau kerusakannya lebih lanjut, itu bisa berkelanjutan sampai ada namanya kerusakan paru terjadi fibrosis," jelasnya.

Kerusakan pada jaringan paru bahkan hingga menyebabkan fibrosis, menurut dokter Qamariah, kondisi itu sulit kembali seperti semula. Bahkan bisa menjadi permanen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI