3 Manfaat Memaafkan Bagi Kesehatan Mental

Senin, 23 Agustus 2021 | 16:49 WIB
3 Manfaat Memaafkan Bagi Kesehatan Mental
Ilustrasi orang yang memaafkan (Pexels/Rodnae Productions).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memaafkan kesalahan seseorang memang bisa sangat sulit, apalagi jika luka yang dirasakan sudah terlalu dalam. Tetapi di sisi lain, tidak bisa memaafkan justru bisa merugikan mental lebih dalam.

Melansir dari Everyday Health, Everett L. Worthington Jr. PhD, selaku profesor di Virginia Commonwealth University di Richmond mengungkap bagaimana memaafkan bisa membuat perubahan emosi seseorang, termasuk kesehatan fisik dan juga mental.

Secara khusus, berikut tiga manfaat memaafkan yang disebut ampuh untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Apa saja?

1. Memaafkan mampu mengelola stres

Baca Juga: 7 Tanaman Hias Indoor Ini Diklaim Mampu Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

Ilustrasi Wanita Bahagia dengan Dirinya Sendiri. (Pixabay)
Ilustrasi. (Pixabay)

Seseorang yang sulit memaafkan, memiliki risiko mengalami stres dan perasaan mudah marah berkepanjangan. Bahkan, ini bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan.

Ldalam studi yang terbit pada April 2016 di Annals of Behavioral Medicine mengungkapkan, mereka yang memaafkan seseorang dapat menurunkan tekanan psikologis sekaligus stres. Hal ini dilakukan lewat survei lapangan sebanyak 330 orang, mulai dari kelompok usia 16 hingga 79 tahun.

“Meski memaafkan bukan satu-satunya strategi yang tersedia untuk mengatasi kesulitan, tapi ini adalah salah satu tanggapan yang efektif untuk mengurangi persepsi stres, serta meningkatkan kesehatan,” catat para peneliti.

2. Dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatik yang berpengaruh pada jantung

Ilustrasi lelaki bertato. [Shutterstock]
Ilustrasi. [Shutterstock]

Menurut Everett L. Worthington, memaafkan dapat memengaruhi sistem saraf parasimpatis yang memperlambat pernapasan, detak jantung, serta meningkatkan pencernaan.

Baca Juga: Jeongyeon TWICE akan Hiatus, Memulihkan Kondisi Kesehatan Mentalnya

“Sistem saraf parasimpatis adalah bagian yang menenangkan dari sistem saraf, sehingga ini bisa mematikan rangsangan berlebihan pada area tertentu,” kata Worthington.

Ia melanjutkan, sistem saraf parasimpatis ini akan membantu pikiran dan tubuh lebih seimbang, di mana efek menenangkan ini bisa dirasakan jika seseorang mampu memaafkan seseorang.

3. Dapat membantu mengurangi risiko gangguan psikologis

Ilustrasi perempuan bersantai (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut Everett L. Worthington, tindakan memaafkan seseorang atau menolak memaafkan seseorang, hampir selalu diiringi dengan adanya perenungan.

“Kita semua merenungkan, bahkan beberapa orang melakukannya dengan cara marah, putus asa, dan merasa tertekan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, perenungan ini memang menjadi kebiasaan seseorang sebelum bertindak. Namun jika perenungan ini tidak diimbangi dengan memaafkan, hal ini dapat menyebabkan gangguan psikologis seseorang.

Salah satu gangguan psikologis seseorang saat merenung, antara lain kemarahan, obsesif kompulsif, stres pasca-trauma, kecemasan, depresi, dan gangguan psikosomatik.

Pada akhirnya, hal ini dapat menimbulkan efek seperti bisa menyebabkan seseorang mengalami penyakit fisik, mulai dari sakit perut hingga migrain.

Ia melanjutkan, dengan memaafkan seseorang tentu akan mengurangi beban gangguan psikologis individu. Sehingga mereka akan lebih tenang saat melanjutkan hidup.

“Ketika orang mampu memaafkan, mereka masih merenung sampai tingkat tertentu. Tetapi mereka mampu melepaskan banyak kepahitan dan juga kemarahannya,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI