Suara.com - Kerusakan paru seperti yang dialami Deddy Corbuzier memang menjadi salah satu risiko yang bisa terjadi pada pasien Covid-19.
Hal itu terjadi karena paru adalah organ pertama yang ditempati virus SARS Cov-2 begitu seseorang terinfeksi.
Dokter spesialis paru dr. Mia Elhidsi, Sp.P., menjelaskan bahwa virus Corona membutuhkan reseptor untuk bisa masuk dan menempel pada organ tubuh. Reseptor itu disebut ACE-2 yang memang paling banyak berada di saluran pernapasan, termasuk paru, juga organ pencernaan.
Sebelum masuk ke organ paru, virus sebenarnya harus melewati saluran napas atas.
Baca Juga: Saturasi Oksigen Baik Meski Ada Kerusakan Paru Seperti Deddy Corbuzier, Ini Kata Dokter
"Tapi kalau misalnya (virusnya) banyak banget bisa langsung ke bawah (paru). Atau misalnya yang atas tidak bisa melawan, maka lama-lama (virus) turun dan akhirnya sampai ke paru. Jadi memang paru gerbang utama, jadi pasti paru yang kena duluan," jelas dokter Mia saat dihubungi suara.com, Minggu (22/8/2021).
Jumlah virus yang kemungkinan ada banyak itu bisa mengepung organ paru hingga menyebabkan kerusakan parah juga menstimulus munculnya sitokin. Dokter Mia menjelaskan bahwa sitokin sebenarnya dikeluarkan oleh tubuh untuk menyerang virus yang masuk.
Namun, lantaran kemungkinan virus yang ada dalam jumlah banyak, sehingga perlawanan tubuh juga jadi lebih berat dan bisa menimbulkan sitokin lebih banyak.
"Kalau virusnya banyak bisa stimulus sitokinnya banyak. Apalagi kalau pertahanannya (sistem imun) bagus juga jadi ramai di situ," jelasnya.
Akan tetapi di sisi lain, penyebab munculnya badai sitokin sebenarnya ada berbagai faktor. Dokter Mia menyampaikan bahwa sebelum ada pandemi Covid-19, badai sitokin biasanya terjadi pada orang yang mengalami infeksi paru.
Baca Juga: Terlihat Sehat, Dokter Sebut Ada Kerusakan di Paru Paru Deddy Corbuzier
Kondisi itu bisa juga terjadi pada pasien Covid-19 jika memang memiliki komorbid infeksi paru.
"Badai sitokin nggak murni punya covid. Dulu sebelum waktu belum ada Covid, badai sitokin ini sudah ada. Terjadi pada infeksi paru, penyakit yang lain juga bisa. Jadi kalau pasien negatif Covid kemudian terjadi badai sitokin, kemungkinan ada infeksi lain yang mengikutinya," ucapnya.