Suara.com - Penyebab vakumnya Deddy Corbuzier terjawab sudah. Ia diketahui beristirahat selama 2 minggu karena mendapat perawatan Covid-19 yang membuatnya hampir meninggal.
Dalam kanal Youtube pribadinya, Deddy mengaku mengalami badai sitokin usai dinyatakan negatif Covid-19.
"Saya mengurus keluarga yang saat itu hampir semua terkena Covid-19. Saya ngurus, cari rumah sakit, obat dan kontak saya dengan mereka terus-terusan," ucapnya.
Berikut sejumlah fakta yang telah dirangkum suara.com mengenai infeksi Covid-19 dan badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier.
Baca Juga: Bikin Deddy Corbuzier Nyaris Meninggal Dunia, Apa Itu Badai Sitokin?
1. Kondisi Memburuk Setelah Dinyatakan Negatif Covid-19
Sejak awal dinyatakan positif Covid-19, Deddy Corbuzier yakin bisa sembuh cepat karena selalu menjalani gaya hidup sehat.
"Saya nggak khawatir, yasudah Covid-19, paling hanya demam dua hari. Karena vitamin saya, makanan saya sehat, olahraga saya kuat," tuturnya.
Benar saja, kurang dari satu minggu ia sudah dinyatakan negatif Covid-19 dan kembali beraktivitas. Namun, dua minggu setelah sembuh kondisinya justru melemah hingga kembali demam dan mengalami vertigo.
"Demam saya tiba-tiba naik hingga 40 derajat. Paginya naik lagi, sesuatu yang buruk terjadi, saya vertigo. Akhirnya ke RSPAD melakukan CT thorax, ketemu dokter," cerita Deddy.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Nyaris Meninggal, 5 Penyakit Komorbid Ini Tingkatkan Risiko Kematian Covid
2. Kerusakan di Organ Paru
Hasil foto thorax menunjukkan bahwa ada kerusakan pada organ paru Deddy Corbuzier. Ia mengungkapkan, kerusakannya hingga 30 persen.
Kemudian dalam dua hari, kondisinya makin memburuk karena kerusakan paru mencapai 60 persen. Saat itu, Deddy Corbuzier dinyatakan kritis.
"Keadaannya masuk dalam momen badai sitokin, ini yang membuat orang meninggal," ucapnya.
Deddy Corbuzier akhirnya menjalani sejumlah perawatan di rumah sakit. Ia masih bersyukur karena oksigen dalam darahnya tetap stabil.
3. Saturasi Oksigen Tetap Baik
Sesak napas termasuk gejal umum yang biasanya dialami pasien Covid-19. Jika sudah alami hal tersebut, biasanya saturasi oksigen dalam darah telah di bawah angka normal atau kurang dari 94.
Deddy Corbuzier sendiri mengaku selama masih positif Covid-19, dirinya tidak mengalami gejala apa pun, termasuk sesak napas. Oleh sebab itu saturasi oksigennya juga tetap terjaga.
"Oksigen darah diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini. Hingga selamat walau dengan kerusakan paru yang parah," ucapnya.
Ia meyakini bahwa kebiasaannya hidup sehat jadi salah satu faktor saturasi oksigennya tetap baik selama mengalami badai sitokin. Bahkan meski telah dinyatakan kritis.
"Bayangkan kerusakan sebesar itu tanpa penurunan oksigen. That's and the doctor help. Make me pass my critical time, life and death," ucapnya.