Israel Turunkan Batas Umur Penerima Vaksin COVID-19 Dosis Ketiga

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 03:00 WIB
Israel Turunkan Batas Umur Penerima Vaksin COVID-19 Dosis Ketiga
Wirjawan Hardjamulia (104 tahun) bersiap mengikuti vaksinasi COVID-19 di RS Vania, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Israel menurunkan batas umur penerima vaksin COVID-19 dosis ketiga, dari sebelumnya 50 tahun menjadi 40 tahun.

Keputusan diambil demi meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dan mempercepat munculnya kekebalan kelompok.

Komite pakar Kementerian Kesehatan Israel menyarankan agar mereka yang berusia 40 tahun ke atas, serta para guru dari segala usia, menjalani vaksinasi lantaran infeksi COVID-19 meningkat tajam di Israel baru-baru ini, bunyi laporan tersebut.

Keputusan itu diharapkan mulai berlaku pada Jumat setelah disetujui oleh dirjen kementerian, Nachman Ash.

Baca Juga: Data Satgas: Lebih dari 30,75 Penduduk Indonesia Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Lengkap

Perempuan Hamil Aman Divaksin Covid-19. (Elements Envanto)
Perempuan Hamil Aman Divaksin Covid-19. (Elements Envanto)

Hingga kini, hampir 1,25 juta orang di Israel telah menerima suntikan vaksin ketiga, dari sekitar 1,9 juta orang berusia 50 tahun ke atas yang menerima suntikan kedua lebih dari lima bulan sebelumnya.

Penerima suntikan pertama vaksin COVID-19 di Israel mencapai hampir 5,88 juta orang atau 63 persen dari total populasi.

Sementara itu, lebih dari 5,4 juta orang telah mendapatkan suntikan kedua dan hampir 1,25 juta orang sudah mendapatkan suntikan ketiga vaksin.

Sebelumnya diberitakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam negara-negara yang memberikan dosis ketiga, padahal distribusi vaksin di seluruh dunia belum merata.

Para ahli WHO bersikeras tidak ada cukup bukti ilmiah bahwa booster diperlukan. WHO juga mengatakan bahwa memberikan dosis ketiga sementara begitu banyak yang masih menunggu untuk diimunisasi adalah tidak bermoral.

Baca Juga: Penasehat WHO Sebut Ketimpangan Vaksinasi di Indonesia Akan Terus Terjadi

"Kami berencana untuk membagikan jaket pelampung tambahan kepada orang-orang yang sudah memiliki jaket pelampung, sementara kami membiarkan orang lain tenggelam tanpa satu jaket pelampung," kata direktur darurat WHO Mike Ryan kepada wartawan dari markas besar badan PBB di Jenewa.

"Realitas mendasar dan etis adalah kami membagikan jaket pelampung kedua sambil meninggalkan jutaan dan jutaan orang tanpa apa pun untuk melindungi mereka," katanya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI