Survei: 1 dari 10 Orang Indonesia Alami Gangguan Berkemih

Jum'at, 20 Agustus 2021 | 14:13 WIB
Survei: 1 dari 10 Orang Indonesia Alami Gangguan Berkemih
Seorang lelaki kencing di toilet. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebiasaan beser dan mengompol sebenarnya bisa menunjukkan suatu penyakit tertentu pada tubuh.

Gangguan berkemih atau inkontinensia itu secara medis juga termasuk gangguan kesehatan yang dapat menurunkan kualitas hidup, menimbulkan gangguan seksual, hingga menyebabkan depresi

Hasil penelitian Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA) pada 2020 menemukan 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan berkemih atau kencing. Survei tersebut dilakukan terhadap 585 responden yang terdiri dari 267 laki-laki dan 318 perempuan.

"Mengompol atau enuresis sendiri merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan keluarnya air kencing yang bisa terjadi ketika seseorang tidur atau terbangun. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun juga bisa terjadi pada pria dewasa dan usia tua."

Baca Juga: Psikolog Ingatkan Jangan Coba-coba Atasi Depresi Sendirian, Ini Bahayanya

"Mengompol ini sendiri erat kaitannya dengan kondisi yang disebut inkontinensia Urin, yaitu ketidakmampuan berkemih secara volunteer," jelas Ketua PERKINA, Prof. dr. Harrina Erlianti Rahardjo, Sp. U(K)., saat webinar daring, Kamis (19/8/2021). 

Pada lansia, gangguan berkemih bisa terjadi akibat proses penuaan. Dokter spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD, menjelaskan bahwa normalnya sistem saraf parasimpatis akan melakukan stimulasi kontraksi otot-otot di kandung kemih (otot detrusor) dengan adanya reseptor muskarinik dan -1. 

Sementara sistem saraf simpatis menghambat kontraksi dengan adanya reseptor -2. Namun, efek Penuaan akan berdampak terhadap peningkatan aktivitas otot detrusor, penurunan sensasi ingin berkemih, serta penurunan kekuatan otot sfingter di saluran kemih. 

"Peningkatkan aktivitas otot detrusor dapat disebabkan oleh keadaan hiperrefleks seperti riwayat stroke, parkinson, demensia serta instabilitas akibat proses penuaan, obstruksi, batu kandung kemih, atau pembesaran prostat," jelasnya.

Ia menambahkan, ada empat jenis inkontinensia yang sering diidap masyarakat Indonesia. Pertama, inkontinensia tekanan yang paling banyak dijumpai dengan prevalensi di Indonesia secara umum 4 persen.

Baca Juga: Benarkah Putus Cinta Bisa Bikin Depresi? Ini Penjelasan Psikolog

Kedua, inkontinensia dorongan atau biasa dikenal juga beser, tipe ini paling banyak dijumpai pada populasi lansia sebanyak 9,4 persen.

Ketiga, yaitu inkontinensia campuran dengan pevalensi di Indonesia pada populasi umum sebesar 1,5 persen.

Terakhir, inkontinensia luapan, tipe ini ditemui pada pria karena berkaitan dengan obstruksi saluran berkemih yang disebabkan oleh pembesaran prostat, ataupun batu. Prevalensinya di Indonexsia secara umum sebesar 0,4 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI