Suara.com - Siklus menstruasi jadi salah satu tolok ukur penting agar perempuan bisa hamil. Perlu diketahui juga, perempuan yang tidak hamil pada usia produktif akan melalui 4 fase yaitu menstruasi, folikel, ovulasi, dan luteal.
Keempat fase ini biasanya dimulai saat perempuan berusia 12 hingga 13 tahun, yang terus berlanjut hingga usia 40 hingga 50 tahun, sebelum mengalami menopause.
Mengutip Insider, Jumat (20/8/2021) rerata durasi menstruasi terjadi selama 7 hingga 14 hari setelah 28 hari berlalu. Berikut penjelasan menstruasi, folikel, ovulasi, dan luteal yang dialami perempuan yang tidak hamil.
![Ilustrasi perempuan sedang alami menstruasi. [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/01/20/o_1b6sstnr81fae13nr17ng1jt46dla.jpg)
Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi, umumnya berlangsung selama 7 hari. Selama fase ini hormon akan bergeser dari estrogen dan progesteron lepas dari tubuh dan berubah melepaskan hormon prostaglandin.
Lepasnya hormon estrogen dan progesteron ini membuat lapisan rahim luruh, dan cairan inilah yang menyebabkan keluarnya darah aat menstruasi. Lapisan rahim ini dilepaskan karena tidak diperlukan akibat tidak adanya embrio (calon janin) yang menempel.
2. Fase folikular
Fase folikular adalah fase tumpang tindih dengan fase menstruasi, karena dimulai saat hari pertama menstruasi terjadi, berlangsung selama 10 hingga 16 hari.
Pada fase ini tubuh akan melepaskan hormon follicle stimulating (FSH). Tahap ini merangsang ovarium untuk membuat folikel, sejenis kantong berisi telur yang belum matang.
Baca Juga: Bokong Sering Sakit Saat Menstruasi, Waspadai 3 Penyebabnya
Akibat fase tumpang tindih dengan menstruasi ini, gejala yang dialami umumnya kram dan kembung.