Suara.com - Siklus menstruasi jadi salah satu tolok ukur penting agar perempuan bisa hamil. Perlu diketahui juga, perempuan yang tidak hamil pada usia produktif akan melalui 4 fase yaitu menstruasi, folikel, ovulasi, dan luteal.
Keempat fase ini biasanya dimulai saat perempuan berusia 12 hingga 13 tahun, yang terus berlanjut hingga usia 40 hingga 50 tahun, sebelum mengalami menopause.
Mengutip Insider, Jumat (20/8/2021) rerata durasi menstruasi terjadi selama 7 hingga 14 hari setelah 28 hari berlalu. Berikut penjelasan menstruasi, folikel, ovulasi, dan luteal yang dialami perempuan yang tidak hamil.
Baca Juga: Bokong Sering Sakit Saat Menstruasi, Waspadai 3 Penyebabnya
Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi, umumnya berlangsung selama 7 hari. Selama fase ini hormon akan bergeser dari estrogen dan progesteron lepas dari tubuh dan berubah melepaskan hormon prostaglandin.
Lepasnya hormon estrogen dan progesteron ini membuat lapisan rahim luruh, dan cairan inilah yang menyebabkan keluarnya darah aat menstruasi. Lapisan rahim ini dilepaskan karena tidak diperlukan akibat tidak adanya embrio (calon janin) yang menempel.
2. Fase folikular
Fase folikular adalah fase tumpang tindih dengan fase menstruasi, karena dimulai saat hari pertama menstruasi terjadi, berlangsung selama 10 hingga 16 hari.
Pada fase ini tubuh akan melepaskan hormon follicle stimulating (FSH). Tahap ini merangsang ovarium untuk membuat folikel, sejenis kantong berisi telur yang belum matang.
Baca Juga: Dear Parents, Begini Cara Dampingi Anak Jelang Menstruasi
Akibat fase tumpang tindih dengan menstruasi ini, gejala yang dialami umumnya kram dan kembung.
3. Fase ovulasi
Ovulasi umumnya terjadi sekitar 14 hari dari siklus menstruasi hingga hari terakhir. Folikel atau sel telur belum matang yang terpilih ini akhirnya tumbuh dan berubah menjadi telur matang, lalu dilepaskan selama fase ovulasi.
Sel telur yang matang inilah, yang akan melakukan perjalanan dari ovarium ketuban falopi yang akan berpotensi dibuahi oleh sperma.
Ovulasi biasanya berlangsung selama sel telur matang yang dilepaskan masih hidup, umumnya disebut sebagai masa subur sel telur matang berkisar 12 hingga 24 jam. Selama sel telur matang ini hidup maka ia bisa dibuahi oleh sperma.
Selama ovulasi umumnya perempuan akan mengeluarkan cairan bening dan licin serupa dengan putih telur mentah. Ada Juga gejala nyeri di satu sisi, bergantung ovariu atau rahim mana yang melepaskan sel telur, ditambah libido atau hasrat seksual sangat meningkat tajam.
4. Fase luteal
Ini adalah fase terakhir dari siklus menstruasi, biasanya berlangsung selama 14 hari. Selama waktu ini sisa folikel atau sel telur akan berubah menjadi korpus luteum, yakni kumpulan sel penghasil hormon progesteron.
Proses ini merupakan tahap pengentalan lapisan rahim, dilakukan untuk mempersiapkan kehamilan jika sel telur dibuahi. Fase ini perempuan umumnya mengalami gejala sindrom pramenstruasi (PMS) yang ditandai dengan kram perut, kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala dan kembung.