Pasien Rawat Inap Meningkat, Palestina Waspadai Gelombang Keempat Virus Corona

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 19 Agustus 2021 | 17:05 WIB
Pasien Rawat Inap Meningkat, Palestina Waspadai Gelombang Keempat Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peningkatan pasien rawat inap di rumah sakit-rumah sakit Palestina memunculkan kekhawatiran adanya lonjakan kasus Covid-19.

Bahkan Kementerian Kesehatan Palestina memperingatkan bahwa situasi epidemi di Palestina memburuk di tengah kekhawatiran gelombang keempat virus Corona.

Melalui pernyataan, pejabat kementerian Naji Nazzal mengatakan telah terjadi peningkatan jumlah pasien yang membutuhkan rawat inap akibat wabah.

"Meski jumlah kasus COVID-19 dan rawat inap selama periode terakhir menurun, situasinya kini semakin parah setelah temuan kasus varian Delta," kata Nazzal dilansir ANTARA.

Baca Juga: Hari Ini, Positif Covid-19 RI Tambah 22.053 Orang, Angka Kematian Tembus 1.492 Jiwa

Ia mengatakan kementerian telah melakukan antisipasi untuk mengatasi lonjakan infeksi virus corona dan mendesak masyarakat Palestina agar disuntik vaksin COVID-19.

Otoritas kesehatan Palestina melaporkan 895 infeksi baru di Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam sehari.

Menurut data Kementerian Kesehatan, total kasus COVID-19 di Palestina mencapai 351.000 infeksi, termasuk 3.893 korban meninggal.

Sementara itu, dunia mengalami penambahan kasus Covid-19 sebanyak 688.458 kasus dalam 24 jam terakhir. Angka kematian juga bertambah 10.394 jiwa, menurut situs Worldometers.info.

Akibat tambahan tersebut, jumlah kasus Covid-19 secara global selama pandemi hingga Kamis (19/8) pukul 08.00 WIB, telah lebih dari 210 juta dan dengan kematian 4,4 juta jiwa.

Baca Juga: Siswa Diperbolehkan Nonton Paralimpiade Tokyo, Begini Reaksi Satgas COVID-19 Jepang

Sejumlah negara masih alami lonjakan kasus positif virus corona. Salah satunya paling menonjol yakni Amerika Serikat yang melaporkan kasus terbanyak di dunia dengan jumlah 157.710 kasus. Jumlah tersebut menjadi lonjakan paling parah di AS sejak Februari lalu.

Angka kematiannya juga meningkat hingga lebih dari seribu jiwa, tertinggi sejak pertengahan Maret lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI