Bikin Kelelahan, Long Covid Terkait dengan Masalah Pembekuan Darah

Kamis, 19 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Bikin Kelelahan, Long Covid Terkait dengan Masalah Pembekuan Darah
Ilustrasi Covid-19. (Andrea Piacquadio/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang dengan gejala jangka panjang Covid-19 atau Long Covid terus memiliki ukuran pembekuan darah yang lebih tinggi. Hal ini yang kemudian membuat kesehatan menurun dan sering merasa kelelahan. 

Melansir dari Medicinenet, gejala Long Covid bisa muncul dengan sesak napas, kelelahan dan penurunan toleransi olahraga, dapat berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah infeksi awal sembuh, dan diperkirakan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Para peneliti dari RCSI University of Medicine and Health Sciences di Irlandia memeriksa 50 pasien dengan gejala Long Covid untuk lebih memahami jika terjadi pembekuan darah abnormal.

Studi mereka yang diterbitkan dalam Journal of Thrombosis and Haemostasis menemukan bahwa penanda pembekuan meningkat secara signifikan dalam darah pasien dengan Long Covid panjang dibandingkan dengan kontrol yang sehat.

Baca Juga: Terus Berkurang, RSD Wisma Atlet Kini Rawat 1.346 Orang Pasien Covid-19

Penanda pembekuan ini lebih tinggi pada pasien yang memerlukan rawat inap dengan infeksi Covid-19 awal mereka.

Ilustrasi covid-19. (Pexels)
Ilustrasi covid-19. (Pexels)

Namun, para peneliti juga menemukan bahwa bahkan mereka yang mampu mengelola penyakit mereka di rumah masih memiliki penanda pembekuan yang tinggi.

Mereka mengamati bahwa pembekuan yang lebih tinggi secara langsung berkaitan dengan gejala lain dari Long Covid seperti penurunan kebugaran fisik dan kelelahan. Meskipun penanda peradangan semuanya telah kembali ke tingkat normal, peningkatan potensi pembekuan masih ada pada pasien Covid yang lama.

"Karena penanda pembekuan meningkat sementara penanda peradangan telah kembali normal, hasil kami menunjukkan bahwa sistem pembekuan mungkin terlibat dalam akar penyebab Long Covid," kata Helen Fogarty, penulis utama studi tersebut, dan mahasiswa PhD di RCSI School of Farmasi dan Ilmu Biomolekuler.

Profesor James O'Donnell, Direktur Pusat Biologi Vaskular Irlandia, RCSI mencatat bahwa memahami akar penyebab penyakit adalah langkah pertama menuju pengembangan perawatan yang efektif.

Baca Juga: Lokasi Suntik Vaksin Moderna di Jakarta Pusat, Selatan, Barat, Utara dan Timur

"Jutaan orang sudah berurusan dengan gejala Long Covid dan lebih banyak orang akan mengembangkan Long Covid karena infeksi di antara yang tidak divaksinasi terus terjadi," kata O'Donnell.

"Sangat penting bagi kami untuk terus mempelajari kondisi ini dan mengembangkan perawatan yang efektif," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI