Suara.com - Media sosial dihebohkan dengan video jatuhnya penumpang gelap yang hendak melarikan diri dari Afghanistan.
Kejadian ini merupakan buntut dari jatuhnya ibukota Kabul ke tangan Taliban, membuat ratusan masyarakat mencoba melarikan diri.
Muncul pertanyaan, jika penumpang gelap tak jatuh dari pesawat, apakah kemungkinan selamat sampai tujuan masih ada?
Melansir BBC, kecil kemungkinan penumpang gelap yang menumpan di roda pesawat untuk bisa bertahan hidup dari pesawat lepas landas hingga mendarat di tujuan. Apa saja alasannya?
Baca Juga: Bukan Radikal dan Taliban, Tokoh NU Sebut Masalah Utama Indonesia Korupsi dan Keadilan
Terhimpit roda pesawat
Pertama, risiko badan terhimpit oleh mekanisme roda pesawat. Roda pesawat yang demikian besar bisa meremukkan badan apabila terjepit.
Risiko yang sama juga mengintai ketika pesawat akan mendarat. Seperti diketahui, pesawat mengeluarkan roda ketika ketinggian mencapai 10.000 kaki. Jika jatuh dari ketinggian tersebut, orang akan meninggal.
Perbedaan suhu drastis
Kedua, adanya perbedaan suhu yang signifikan di darat dan udara. Seperti diketahui, sebagian besar pesawat terbang mengudara di ketinggian 35.000 kaki, bahkan lebih.
Baca Juga: Profil Zarifa Ghafari, Wali Kota Pertama di Afghanistan yang Kini Menanti Maut
Di ketinggian tersebut, temperatur udara turun drastis hingga -63 derajat celsius dan menyebabkan hipotermia alias kedinginan ekstrem yang berbahaya.
Kehabisan oksigen
Ketiga, penumpang gelap yang bersembunyi di tempat roda pesawat akan kehabisan oksigen di ketinggian 18.000 kaki.
Risiko hipoksia, yang ditandai dengan kehilangan kesadaran hingga tremor, mengintai dan bisa membahayakan nyawa.
Jarak dan waktu tempuh perjalanan
Jarak penerbangan pesawat lintas negara sangat jauh dan membutuhkan waktu berjam-jam. Kedinginan dan kehabisan oksigen selama lebih dari 2 jam, risiko kematian akan meningkat.