Suara.com - Vaksin merah putih buatan Indonesia masih dalam tahap pengembangan, tapi virus corona sudah bermutasi membentuk varian Delta yang sudah menyebar.
Lantas timbul pertanyaan, bisakah vaksin merah putih melawan virus corona varian delta?
Menjawab hal ini Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof. Fedik Abdul Rantam memastikan vaksin merah putih yang sedang dikembangkan timnya sudah diuji pada berbagai varian corona yang beredar di Indonesia.
Menurut Prof. Fedik, vaksin merah putih yang sedang dikembangkannya mampu merangsang antibodi yang bisa mengenali varian delta, yang menurutnya sudah menyebar di 21 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Varian Delta Jadi Biang Kerok Meningkatnya Kasus COVID-19 di Sydney
"Tentu akhir ini memang varian delta yang mendominasi, tapi kita tetap memonitor calon vaksin kita itu apakah mengenali antibodi itu, terdapat varian baru ini. Dan melalui uji western blot dan analisa menunjukan bahwa kemampuan netraliasi (antibodi) masih baik," ujar Prof. Fedik saat konferensi pers BPOM RI, Rabu (18/8/2021).
Western blot adalah teknik yang kerap digunakan dalam penelitian untuk memisahkan dan mengidentifikasi protein. Melalui teknik ini peneliti vaksin bisa melihat protein antibodi yang dihasilkan dari kombinasi virus dan cikal bakal vaksin.
Prof. Fedik menjelaskan untuk memastikan vaksin yang dibuat efektif melawan varian delta, timnya menggunakan teknologi isolasi virus, salah satunya virus corona varian delta yang ditemukan di Indonesia.
"Sampai saat ini kita mempunyai varian delta, ada 7 yang diisolasi dan itu kita siapkan untuk uji tantang," ungkap Prof. Fedik.
Selanjutnya, uji tantang calon vaksin disandingkan dengan beberapa varian virus corona, dan melalui teknik genom squencing salah satu varian yang dilakukan uji tantang adalah varian delta.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Covid-19 Terus Bermunculan, Apakah Selalu Lebih Berbahaya?
"Tentu di Indonesia ini tidak hanya varian delta, sebenarnya ada varian epsilon, ada beta, ada delta, dan ini menunjukkan bahwa varian di Indonesia banyak, tidak hanya delta saja," pungkas Prof. Fedik.
Adapun vaksin merah putih yang dikembangkan Unair bekerjasama dengan PT. Biotis Pharmaceuticals untuk diproduksi massal, diprediksi akan memperoleh izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM pada 2022 mendatang.