Studi: Ibu Hamil Tak Suntik Vaksin Covid-19, 3 Kali Lebih Berisiko Lahirkan Bayi Prematur

Rabu, 18 Agustus 2021 | 14:00 WIB
Studi: Ibu Hamil Tak Suntik Vaksin Covid-19, 3 Kali Lebih Berisiko Lahirkan Bayi Prematur
Ilustrasi Ibu Hamil. (Pixabay/Cparks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin Covid-19 telah dipastikan tidak akan mempengaruhi kesuburan, tetapi tertular virus corona Covid-19 ketika hamil bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Sebuah penelitian menemukan ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19 lebih berisiko melahirkan bayinya lebih awal. Para peneliti di University of California menemukan beberapa ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19 melahirkan dalam usia kehamilan kurang dari 32 minggu.

Mereka pun mencatat ada 60 persen kasus peningkatan risiko kelahiran prematur pada ibu hamil yang tertular virus corona Covid-19. Peneliti menemukan hal ini ketika Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) mengatakan tidak ada risiko masalah kesuburan setelah seseorang suntik vaksin Covid-19.

Mereka menemukan bahwa jumlah laporan keguguran dan kelahiran mati rendah pada ibu hamil yang suntik vaksin Covid-19. Ibu hamil juga telah melaporkan reaksi vaksin Covid-19 yang serupa dengan orang tidak hamil.

Baca Juga: Capaian Vaksinasi Pelajar di Bantul Masih Rendah, Butuh Relawan dari Mahasiswa Kesehatan

MHRA mengatakan sekarang ini pihaknya sedang menyelidiki dugaan efek samping dari gangguan menstruasi dan pendarahan vagina yang tidak terduga setelah vaksinasi.

Ilustrasi Vaksin Covid-19 (pixabay)
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (pixabay)

Tetapi, sejauh ini mereka tidak menemukan apapun yang menunjukkan adanya hubungan antara perubahan periode menstruasi dan gejala terkait vaksin Covid-19. Jadi, perubahan periode menstruasi terkait vaksin Covid-19 ini hanya bersifat sementara.

Ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19 memiliki dua hingga tiga kali lebih berisiko melahirkan bayi prematur.

Pada bulan April 2021, Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) memperbarui panduannya untuk mengatakan bahwa wanita hamil harus suntik vaksin Covid-19 pada waktu bersamaan dengan populasi lainnya berdasarkan usia dan kelompok risiko klinis mereka.

Bula lalu, pejabat kesehatan mendorong ibu hamil untuk suntik vaksin Covid-19 ketika data yang diterbitkan oleh NHS England dan Universitas Oxford menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang dirawat di rumah sakit akibat virus corona rata-rata belum menerima vaksin Covid-19.

Baca Juga: Tidur Miring Jadi Posisi Paling Aman bagi Ibu Hamil, Simak Penjelasan Dokter

Kepala kesehatan juga mendesak ibu hamil untuk suntik vaksin Covid-19. Dr Edward Morris, Presiden Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, juga mengatakan vaksin Covid-19 adalah cara terbaik untuk melindungi ibu hamil dan bayi dalam kandungan dari infeksi parah atau kelahiran prematur.

"Kami khawatir bahwa peningkatan kasus infeksi virus corona Covid-19 akan berdampak buruk pada ibu hamil. Karena, 95 persen ibu hamil yang dirawat di rumah sakit akibat virus corona belum vaksinasi," kata Dr Edward dikutip dari The Sun.

Nadhim Zahawi mengatakan virus corona Covid-19 memang jarang menyebabkan infeksi parah pada ibu hamil, tapi virus ini meningkatkan risiko kelahiran prematur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI