Suara.com - Selama pandemi Covid-19 banyak masyarakat percaya bahwa Vitamin D menjadi salah satu cara untuk bisa terhindar dari virus corona. Maka tidak heran jika banyak masyarakat berbondong-bondong mengonsumsi Vitamin D.
Bahkan, tidak jarang yang mengonsumsinya secara berlebihan. Menanggapi hal tersebut, Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban, mengingatkan jika sampai saat ii belum ada bukti ilmiah yang kuat kalau suplemen vitamin D itu bermanfaat mencegah atau mengobati Covid-19.
Seperti diketahui, bahwa kadar vitamin D orang Indonesia sendiri memang rendah. World Health Oragnization (WHO)mengatakan bahwa rata-rata kadar vitamin D penduduk Indonesia 17,2.Padahal, kadar normal vitamin D dalam tubuh itu antara 30 hingga 60 nanogram per mililiter.
"Tapi, bukan berarti tiap hari kita harus konsumsi suplemen vitamin D. Tetaplah konsumsi sesuai kebutuhan. Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan adalah 400 IU untuk anak hingga usia 1 tahun, 600 IU untuk usia 1–70 tahun, dan 800 IU untuk usia 70 ke atas. kata Zubairi dalam Twitternya, Selasa, (17/8/2021).
Baca Juga: 5 Cara Sehat Berjemur di Pagi Hari untuk Mendapatkan Asupan Vitamin D
Zubairi mengingatkan jika tes kadar Vitamin D dalam tubuh normal, sebetulnya tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen.
"Sebab, “calon vitamin D” itu sebenarnya sudah ada di bawah kulit kita, sebagai orang Indonesia, yang mendapat sinar matahari cukup sepanjang tahun," kata Zubairi.
Sehingga, lanjut Zubairi, jika tubuh terpapr sinar matahari sedikiti saja, hal itu sudah bisa mencukupi kebutuhan vitamin D.
"Maka, sekali lagi. Tidak perlu suplemen yang berlebihan. Ya, namanya suplemen, kan sebetulnya tidak diperlukan. Bisa juga didapat dari susu atau kuning telur," kata Zubairi.
Lebih jauh, ia juga mengingatkan untuk mengindari konsumsi vitamin D berlebihan dosis tinggi. Terlebih jika dosisnya melebihi 4 ribu IU per hari. Menurutnya, hal itu akan berbahaya dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Baca Juga: Hamil Muda dan Selalu Mual? Ini Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Menurut Dokter
"Lalu, apa gejala keracunan akibat dosis suplemen vitamin D yang berlebihan? Biasanya itu muntah, mual, sakit perut, atau sariawan.Bahkan dalam jangka panjang bisa banget merusak ginjal," kata Zubairi.