Suara.com - Menyikapi situasi politik yang terjadi di Afghanistan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan agar pemberian layanan kesehatan esensial terap harus diberikan. Terlebih negara tersebut juga masih dilanda infeksi Covid-19.
"Selama masa yang penuh tantangan ini, pemberian layanan kesehatan penting harus dipertahankan dan petugas kesehatan dihormati dan didukung," kata WHO EMRO, Organisasi Kesehatan Dunia Kantor Mediterania Timur, dikutip dari tulisannya pada akun Twitter resminya, Rabu (18/8/2021).
WHO menyatakan keprihatiannya dan belasungkawa atas situasi keamanan dan kemanusiaan yang terjadi Afghanistan. Mereka menyerukan agar pihak yang berkonflik tetap mengutamakan hukum hak asasi manusia.
"@WHOEMRO sangat prihatin atas situasi keamanan dan kemanusiaan yang berkembang di Afghanistan. Belasungkawa tulus kami ditujukan kepada keluarga warga sipil tak berdosa yang telah kehilangan nyawa mereka," ucap WHO.
Baca Juga: Mengintip Cara Pemprov Kepri Beri Bantuan Untuk Warga dan Usaha Terdampak COVID-19
"Kami menyerukan semua pihak yang berkonflik untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia," imbuhnya.
Pada Selasa (17/8), seorang juru bicara WHO juga mengatakan kepada Reuters bahwa penyebaran virus corona di Afghanistan sebenarnya masih mengkhawatirkan, dan bagaimana Taliban yang berkuasa menggagalkan upaya untuk mengirim pasokan medis juga dukungan ke wilayah tersebut.
Awal musim panas ini, Kedutaan Besar AS di Kabul mengeluarkan peringatan kesehatan bahwa rumah sakit menghadapi kekurangan oksigen, tempat tidur, dan pasokan lain untuk pasien Covid-19 juga non Covid-19.
WHO melaporkan, pada 11 Agustus, lebih dari 1,8 juta dosis vaksin telah disuntikan di Afghanistan. Tetapi sejak Juli, negara itu mengalami lonjakan kasus baru, meskipun tanpa adanya tes Covid-19 secara luas. Tetapi terlihat dalam penumpukan pasien di rumah sakit.
WHO memperkirakan total infeksi Covid-19 di Afghanistan kemungkinan lebih tinggi dari 152.300 kasus dari yang dilaporkan saat ini.
Baca Juga: Ini Sebab Kepatuhan Masyarakat Menjalankan Protokol Kesehatan Masih Rendah