Suara.com - Australia masih kewalahan menangani pandemi COVID-19 yang meningkat akibat penyebaran virus Corona varian Delta.
Dilansir ANTARA, kota terbesar di Australia, Sydney, melaporkan rekor angka kematian harian terbesar selama pandemi Covid-19, di tengah pemberlakukan lockdown yang sudah berjalan dua bulan.
Sydney yang menjadi episentrum Covid-19 di Australia, melaporkan tujuh orang meninggal karena Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Pemimpin negara bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan NSW juga mendeteksi 478 kasus infeksi baru, tertinggi dalam sehari sejak pandemi dimulai.
"Angka penularan di komunitas kita sangat tinggi," katanya kepada wartawan di Sydney.
Baca Juga: Jokowi Minta Tes PCR Murah, Fakta Klinik di Jakarta Masih Patok Harga Rp595 - Rp879 Ribu
"Setiap kematian adalah seseorang yang punya orang-orang tercinta, yang telah wafat dalam situasi tragis, dan dukacita kami kepada semua orang tercinta itu dan keluarga mereka," ujarnya.
Jumlah kematian diumumkan ketika 200 personel militer dikerahkan di seluruh Sydney untuk memblokade jalan dan menegakkan aturan pembatasan pergerakan.
Dengan hanya 26 persen penduduk dewasa yang sudah divaksin penuh, Australia rentan terhadap varian Delta yang sangat menular yang telah menyebar di seluruh negara itu.
Sementara lockdown masih diberlakukan di Sydney, Melbourne, Canberra dan Darwin, yang mulai penguncian pada Senin ini, jumlah kasus terbukti sulit untuk ditekan.
Pemimpin negara bagian Victoria mengatakan Melbourne akan tetap dikunci hingga 2 September setelah mencatat 22 kasus baru COVID-19.
Baca Juga: Habis Suntik Vaksin COVID-19, Jerinx SID Singgung soal Duta Vaksin
Lima juta penduduk Melbourne juga menjalani aturan jam malam.
"Kita berada di titik kritis. Tak ada pilihan sekarang selain lebih memperkuat penguncian itu," kata Andrews kepada wartawan di Melbourne.
Canberra, ibu kota Australia, melaporkan 19 kasus baru, rekor kasus harian pada Senin ketika kota itu memperpanjang lockdown untuk dua pekan lagi.
Lonjakan kasus dan vaksinasi yang lambat telah memberi tekanan kepada Perdana Menteri Scott Morrison.
Dia mengatakan pada Minggu bahwa Australia telah membeli sekitar 1 juta dosis vaksin dari Polandia, yang telah bergerak cepat membeli kelebihan pasokan.
Morrison menolak menjelaskan berapa uang yang dibayarkan Australia untuk vaksin tersebut, yang akan menambah pasokan 40 juta juta dosis yang telah dipesan dari Pfizer.
Dia mengatakan lebih dari setengah jumlah vaksin dari Polandia akan digunakan untuk memvaksinasi penduduk berusia 20-39 tahun di kawasan-kawasan terdampak paling parah di Sydney.