Suara.com - Protokol Kesehatan 5 yakni menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas adalah cara utama mencegah COVID-19.
Namun menurut dokter spesialis paru dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P, ada lagi protokol yang perlu dipenuhi, yakni protokol VDJ. Apa itu?
dr Wisuda mengatakan, protokol VDJ adalah singkatan dari ventilasi, durasi dan jarak.
"VDJ merupakan strategi tambahan bagi kondisi saat ini, sebagai upaya mengurangi risiko terinfeksi COVID-19," katanya dilansir ANTARA.
Baca Juga: Biar Persalinan Lebih Tenang, Ibu Hamil Perlu Vaksinasi Covid-19
"Kendati demikian karena pada saat ini virus SARS CoV-2 sudah bermutasi menjadi varian baru yang lebih mudah menular bagi masyarakat maka VDJ diperlukan sebagai strategi tambahan untuk mencegah paparan virus," tambahnya lagi.
Dia menjelaskan bahwa virus SARS CoV-2 dapat menular dari orang yang terinfeksi melalui partikel yang keluar dari saluran napas orang tersebut saat bernapas, bicara, batuk, bersin atau tertawa.
"Partikel tersebut disebut droplets yang bisa terpercik jatuh ke permukaan dan bisa juga oleh sebab penguapan berubah lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut aerosol," katanya.
Dengan demikian, kata dia, saat bertemu seseorang yang terinfeksi maka memiliki risiko untuk tertular.
"Karena itu, selain selalu menggunakan masker pastikan kita berada dalam ruangan yang memiliki ventilasi baik jika bertemu orang lain. Selain itu, jika perlu bertemu orang atur durasi pertemuan jangan terlalu lama dan jaga jarak fisik," katanya.
Baca Juga: Jelang Dua Hari HUT ke-76 RI, Baru 28,03 Juta Warga yang Sudah Divaksin Lengkap
Dia menambahkan bahwa jarak fisik yang perlu diperhatikan, paling dekat adalah satu meter.
"Selain itu, diperlukan juga etika saat batuk yakni dengan menutup menggunakan lengan saat batuk," katanya.
Selain hal tersebut, dia juga mengingatkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 begitu ada kesempatan.
"Berdasarkan penelitian, vaksinasi sangat efektif melindungi. Walaupun seseorang tetap memiliki kemungkinan terkena COVID-19 setelah divaksin, namun vaksinasi efektif dalam mencegah seseorang terkena COVID-19 bergejala berat yang memerlukan perawatan," katanya.
Pemberian Vaksinasi COVID-19, kata dia, merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif.
Sehingga apabila tetap terpapar, seseorang telah mempunyai kekebalan dan diharapkan mengalami kondisi yang ringan.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk segera divaksin mengingat Indonesia menjadikan pelaksanaan vaksinasi sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi COVID-19.