Suara.com - Pakar kesehatan anak meminta orangtua untuk tidak ragu mengajak anak melakukan vaksinasi COVID-19.
Menurut Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), Prof Sri Rejeki Hadinegoro, tingginya angka penularan pada anak-anak di Indonesia membuat vaksinasi menjadi penting.
"Penularan COVID-19 di bulan Juli 2021 pada usia 0-5 tahun sebanyak 2,8 persen, 6-18 tahun 9,3 persen, kalau dijumlah menjadi 12,1 persen atau setara 171.755 kasus," kata Ketua ITAGI, Prof Sri Rejeki Hadinegoro, dilansir ANTARA.
Sri mengatakan angka tersebut melampaui rata-rata kasus COVID-19 pada anak di sejumlah negara yang berkisar 4 persen dari total populasi anak di wilayah setempat.
![Sejumlah warga mengibarkan bendera Merah Putih saat mengantre untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/7/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/31/82858-warga-kenakan-kostum-tokoh-anime-jepang-saat-vaksinasi-covid-19.jpg)
"Kalau kita lihat prevalensi angka yang mengalami kesakitan di 13 negara, pada usia 0-18 di Australia 4,4 persen, Kanada 6,5 persen, Jepang 7,1 persen, Newzeland dan India juga tinggi, rata-rata 4 persen," katanya.
Sri juga menyoroti angka akumulatif kematian pada anak akibat SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia berkisar 2,1 persen. Terdiri atas usia 0-5 sebanyak 0,8 persen, 6-18 tahun 1,3 persen.
"Jika diakumulasi jadi 2,1 persen atau sekitar 807 kasus," katanya.
Sri mengatakan kelompok usia anak masuk dalam kategori berisiko terpapar COVID-19, sebab dari total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 pada Juli berkisar 1,4 juta jiwa lebih, sebanyak 171 ribu lebih dialami usia anak pada rentang 0-18 tahun atau setara dengan 12,1 persen.
Sedangkan dari total angka kematian akibat COVID-19 di periode yang sama sebanyak 38 ribu lebih, sebanyak 807 di antaranya dialami anak pada rentang usia 0-18 tahun atau setara dengan 2,1 persen.
Baca Juga: Pak, Bu, Ini Alasan Anda Harus Mengajak Anak Vaksinasi Covid-19
Menurut Sri penularan virus Corona pada anak terjadi bertepatan saat agenda libur panjang, di mana anak kerap dilibatkan dalam aktivitas orang tua seperti berlibur, berbelanja atau bersilaturahmi ke sanak saudara.