Studi: Depresi Pasca Melahirkan Picu Masalah Kesehatan Mulut pada Anak

Kamis, 12 Agustus 2021 | 14:40 WIB
Studi: Depresi Pasca Melahirkan Picu Masalah Kesehatan Mulut pada Anak
Ilustrasi ibu menyusui. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menunjukan bahwa depresi pasca melahirkan bisa berpengaruh pada masalah kesehatan mulut anak. Hal ini disebabkan karena depresi pascapersalinan dapat menghambat kemampuan seorang ibu untuk menanamkan kebiasaan menyikat gigi yang sehat pada anak-anak. 

Melansir dari Healtshost, temuan penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Community Dentistry and Oral Epidemiology.

Bukan rahasia lagi bahwa menyikat gigi dua kali sehari sangat efektif dalam meningkatkan kesehatan gigi dan gusi. The International Association of Pediatric Dentistry menganjurkan menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk mencegah gigi yang rusak, hilang, atau ditambal pada anak-anak atau karies gigi pada anak (ECC).

Orangtua sangat berperan dalam menanamkan kebiasaan gigi yang baik pada anak-anak mereka. 

Baca Juga: Jadi Sasaran Liar Haters, Ayu Ting Ting Punya Dosa Masa Lalu yang Belum Selesai?

Depresi pasca melahirkan dan atau kurangnya kasih sayang yang disebabkan oleh gangguan ikatan menghambat kemampuan seorang ibu untuk menumbuhkan praktik gigi yang sehat pada anak-anak.

Ilustrasi menyusui. (Elements Envato)
Ilustrasi menyusui. (Elements Envato)

Dalam hal ini, dokter Shinobu Tsuchiya dari Rumah Sakit Universitas Tohoku memimpin kelompok penelitian yang menganalisis sekitar 80.000 pasangan ibu-bayi dari Studi Lingkungan dan Anak-anak Kementerian Lingkungan Jepang.

Mereka menemukan anak-anak dengan ibu yang menderita depresi pasca melahirkan atau gangguan bonding cenderung menyikat gigi lebih jarang. Demikian pula, frekuensi menyikat gigi anak meningkat ketika ibu menunjukkan kasih sayang yang kuat terhadap anak-anaknya.

Kelompok peneliti berharap penelitian mereka akan mendorong dukungan dan manajemen mental yang lebih besar untuk para ibu dan dokter akan memasukkan faktor-faktor ini ketika menilai kesehatan mulut anak-anak.

"Kesejahteraan psikologis seorang ibu memberikan informasi skrining yang berharga untuk mengidentifikasi anak-anak dengan risiko tinggi ECC," kata Tsuchiya.

Baca Juga: Anak Akidi Tio Terlapor Kasus Utang Rp 2,3 Miliar, Polisi Akan Jemput Paksa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI