Suara.com - Pasien diabetes tidak hanya memiliki masalah kesehatan dengan kadar gula darah tinggi, tetapi juga berisiko alami komplikasi penyakit lain.
Dokter spesialis penyakit dalam dr. Wismandari Wisnu mengatakan, ada dua jenis potensi komplikasi pada pengidap diabetes.
Pertama, makrovaskular atau gangguan kesehatan pada pembuluh darah besar dan kedua, mikrovaskular atau gangguan kesehatan pada pembuluh darah kecil.
Komplikasi makrovaskular di antaranya bisa terjadi pada organ otak yang berujung menyebabkan stroke. Selain itu juga pembuluh darah jantung yang mengakibatkan penyakit jantung koroner (PJK), serangan jantung, hingga gagal jantung.
Baca Juga: Puasa Ampuh Redakan Covid-19 Jadi Lebih Parah, Begini Penjelasan Dokter Piprim Basarah
Kemudian terjadi juga pada pembuluh darah kaki biasanya menyebabkan luka sulit sembuh pada pasien diabetes hingga berujung menyebabkan amputasi.
"Ketiga penyakit itu terjadi jika ada sumbatan plak aterosklerosis di pembuluh darah. Kemudian menyebabkan aliran ke jaringan terganggu dan menyebabkan kerusakan hingga kematian jaringan," jelas dokter Wisma dalam Webinar Jakarta Endocrine Meeting 2021, Kamis (12/8/2021).
Sementara pada komplikasi mikrovaskular bisa terjadi pada mata, ginjal, dan saraf tepi. Ketiga komplikasi itu berisiko timbulkan penyakit lain seperti katarak, glaukoma, hingga spot hitam pada mata.
Sedangkan pada ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal yang mengharuskan pengidapnya cuci darah seumur hidup. Dan komplikasi pada saraf tepi menyebabkan kesulitan bergerak, mati rasa, juga kerusakan saraf.
"Jadi diabetes itu bisa berisiko sebabkan kecacatan juga kematian pada penderitanya," kata dokter Wisma.
Selain mengatur pola makan, pasien diabetes bisa melakukan pengobatan dengan suntik insulin.
Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Ungkap Aturan Konsumsi Madu dan Kurma untuk Pasien Diabetes
Menurut dokter Wisma, penggunaan insulin pada pasien diabetes berperan penting khususnya ketika penggunaan obat-obatan tidak lagi memberikan respons adekuat untuk mengontrol gula darah atau kondisi khusus pada penyakit akut, tindakan pembedahan, atau kehamilan.
“Berdasarkan durasi kerja, insulin terbagi menjadi insulin kerja panjang dan insulin kerja pendek. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi, saat ini dimungkinkan adanya kombinasi insulin kerja panjang dan insulin kerja pendek dalam satu sediaan," ucapnya.
Terobosan baru insulin tersebut, menurut dokter Wisma, memungkinkan pasien diabetes untuk menyuntikan insulin jadi lebih jarang dengan kondisi gula darah yang lebih stabil tanpa disertai adanya kondisi hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah.