Wamenkes: Indonesia Masih 90 Persen Ketergantungan Obat Impor

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 12 Agustus 2021 | 10:30 WIB
Wamenkes: Indonesia Masih 90 Persen Ketergantungan Obat Impor
Ilustrasi Obat. (istockphoto.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan ketergantungan obat impor. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante  Dante Saksono Harbuwono.

"Kita masih mengalami ketergantungan obat-obatan impor. 90 persen API (Bahan obat) untuk produksi farmasi lokal masih diimpor," ujar Dante dalam Seminar Nasional Penguatan SDM Bioteknologi Kesehatan Sebagai Fondasi Resiliensi SIstem Kesehatan Nasional, Kamis, (12/8/2021).

Dante juga mengatakan bahwa budget penelitian dan pengembangan terkait obat masih rendah. Ia memaparkan, bahwa hanya sekitar 0,2 persen total GDP yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan.

Hal ini terbilang rendah jika dibandingkan USA (2,8 persen) bahkan Thailand (1 persen).

Baca Juga: Kerap Impor, Wamenkes Upayakan Produksi Bahan Baku Obat Dalam Negeri

Ilustrasi obat. (Elements Envanto)
Ilustrasi obat. (Elements Envanto)

"Kita membutuhkan reformasi di sektor farmasi terutama untuk memastikan ketersediaan obat-obatan esensial untuk populasi miskin maupun yang dekat dengan populasi yang hidup di bawah garis atau mendekati garis kemiskinan," kata Dante.

Lebih lanjut, Dante mengatakan bahwa pandemi Covid-19 jadi momen yang tepat untuk melakukan transformasi kesehatan. Menurut Dante, Covid-19 telah menjadikan kesehatan prioritas nomor satu.

"Publik lebih peduli dan menyadari pentingnya kesehatan, institusi dan organisasi juga memahami pentingnya menjaga tenaga kerja tetap sehat," kata dia.

Dante melanjutkan, pandemi juga menyadarkan pentingnya resiliensi sektor kesehatan. Menurut Dante, pandemi telah membuka mata akan masalah sistemik yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kapasitas dan resiliensi sistem kesehatan.

"Pandemi ini juga momen yang tepat seiring BPJSK terus berkembang dengan target cakupan semesta 98 persen populasi sebelum 2014, teknologi digital tersedia luas dan publik lebih terbuka untuk perubahan," kata dia. 

Baca Juga: Awas! Ini Tanda Kamu Terlalu Banyak Minum Obat Parasetamol

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI