Suara.com - Penyakit infeksi dengue atau yang dikenal juga demam berdarah dengue (DBD) masih jadi ancaman kesehatan di Indonesia.
Pada laporan nasional tercatat bahwa sejak Januari hingga Juni 2021 telah ada 97 ribu kasus infeksi dengue, dengan 661 orang di antaranya meninggal dunia.
Data Kementerian Kesehatan tercatat bahwa risiko kematian akibat infeksi dengue paling tinggi terjadi pada anak usia 5-14 tahun, yakni sebesar 34,13 persen. Disusul balita 1-4 tahun dengan risiko kematian 28,57 persen.
Sementara pada remaja di atas 15 tahun hingga dewasa muda kurang dari 44 tahun, risiko kematian akibat infeksi dengue sebesar 15,87 persen.

Menjelang lanjut usia atau di atas 44 tahun, risiko kematiannya lebih kecil, yakni 11,11 persen. Dan yang paling rendah terjadi pada bayi kurang dari 1 tahun, yakni 10,32 persen.
Namun, dalam jumlah kasus infeksi paling banyak terjadi pada usia 15-44 tahun, yakni 37,45 persen. Disusul pada anak usia 5-14 tahun sebanyak 33,97 persen. Dan paling sedikit pada bayi di bawah usia 1 tahun, yakni 3,13 persen.
Apa sebenarnya infeksi dengue tersebut? Seperti apa gejala orang yang terinfeksi? Dan bagaimana penularannya? Baca selengkapnya di bawah ini, sebagaimana telah dirangkum dari infografis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Pengertian Infeksi Dengue

Infeksi Dengue merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue penyebab sakit demam berdarah dengue. Terdapat empat serotipe virus dengue, yakni DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4.
Baca Juga: Kasus DBD di Bandar Lampung Menurun Drastis di Tahun 2021
Virus tersebut bisa menularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk tersebut biasanya menggigit pada waktu pagi atau petang hari.