Studi Ungkap Efektivitas Vaksin Moderna Bisa Diukur Lewat Tingkat Antibodi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 11 Agustus 2021 | 14:02 WIB
Studi Ungkap Efektivitas Vaksin Moderna Bisa Diukur Lewat Tingkat Antibodi
Petugas mengecek kondisi boks berisi vaksin COVID-19 Moderna setibanya di Terminal Cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (1/8/2021). ANTARA FOTO/Fauzan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian tentang cara mengukur efektivitas vaksin COVID-19 memuat rekomendasi baru. Diyakini, hubungan antara tingkat antibodi yang dihasilkan berhubungan kuat dengan efektivitas vaksin Moderna.

Vaksin COVID-19 buatan Moderna saat ini digunakan di Indonesia sebagai booster untuk tenaga kesehatan.

Dalam sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Fred Hutchinson Cancer Pusat Penelitian, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, bekerja sama dengan Moderna, menemukan bahwa mengukur tingkat antibodi pada penerima vaksin juga dapat menentukan efektivitas.

Petugas medis Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) memperlihatkan vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan di Banda Aceh, Aceh, Senin (9/8/2021). . ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Petugas medis Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) memperlihatkan vaksin Moderna untuk tenaga kesehatan di Banda Aceh, Aceh, Senin (9/8/2021). . ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Temuan itu dapat membantu mempercepat uji klinis di masa depan untuk vaksin melawan penyakit virus corona baru.

Baca Juga: Terungkap, Ini Vaksin Covid-19 Paling Efektif Lawan Varian Delta

Regulator saat ini mengandalkan studi terkontrol plasebo besar untuk menentukan apakah sebuah vaksin bekerja.

Studi tersebut, yang belum ditinjau sejawat, menemukan bahwa vaksin Moderna lebih efektif pada penerima vaksin dengan tingkat antibodi yang tinggi. Penerima juga melaporkan tingkat infeksi terobosan yang lebih rendah setelah divaksin.

Penelitian itu dilakukan dengan menggunakan data dari uji klinis 30.000 peserta Moderna, yang dimulai tahun lalu dan merupakan dasar untuk otorisasi vaksin.

Menemukan ukuran kemanjuran pengganti harus mempercepat keputusan regulator tentang persetujuan vaksin bahkan tanpa studi terkontrol plasebo besar, yang mungkin tidak praktis untuk dilakukan jika vaksin tersedia secara luas, kata Peter Gilbert, seorang peneliti di Fred Hutchinson dan penulis studi itu.

Dikombinasikan dengan data tentang vaksin Pfizer/BioNTech dan AstraZeneca, Gilbert mengatakan ada "akumulasi bukti yang konsisten" yang menunjukkan bahwa antibodi dapat digunakan sebagai penanda alternatif untuk kemanjuran vaksin. [ANTARA]

Baca Juga: Kabar Baik, Antibodi Untuk Lawan Covid-19 Meningkat Setelah 7 Bulan Terinfeksi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI