Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia telah kemunculah wabah virus Marburg yang sangat menular. Dilansir dari Express UK, WHO telah mengungkapkan satu orang meninggal karena virus yang sangat mematikan pada 6 Agustus.
Kasus ini pertama kali dilaporkan di Guinea dan Afrika Barat. Virus Marburg memiliki tingkat kematian yang tinggi dan sampai saat ini, belum ada obat yang disetujui untuk memeranginya.
Seperti kekhawatiran atas penularan virus di Guinea, WHO dan organisasi lain seperti Palang Merah telah memulai langkah-langkah untuk mengendalikan wabah tersebut.
WHO sekarang sedang menyelidiki sumber infeksi setelah kematian tersebut.
Baca Juga: Sinopsis To All the Guys Who Loved Me, Yoon Hyun Min dan Seo Ji Hoon Beradu Akting
Empat kontak dekat lainnya, termasuk seorang petugas kesehatan, kini telah dilaporkan terkait dengan kematian tersebut dan sedang dipantau secara ketat.
Pelacakan kontak saat ini sedang berlangsung di tingkat masyarakat seiring dengan pencarian kasus aktif di fasilitas kesehatan.
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan, penyakit virus Marburg (MVD) adalah penyakit yang sangat ganas, rawan epidemi yang terkait dengan tingkat kematian kasus yang tinggi (CFR 24-90 persen).
"Pada awal perjalanan penyakit, diagnosis klinis MVD sulit dibedakan dari penyakit demam tropis lainnya, karena kesamaan gejala klinis," kata WHO dalam keteranganya.
Meskipun tes PCR mengidentifikasi virus, sangat sulit untuk mengidentifikasi virus pada awalnya karena kemiripannya dengan Ebola.
Baca Juga: Mengapa WHO Minta Hentikan Sementara Pemberian Vaksin Booster Covid-19 Dosis Ketiga?
WHO juga memperingatkan sistem perawatan kesehatan Guinea yang rapuh meskipun bereaksi cepat terhadap kasus tersebut.
Penularan virus dikaitkan dengan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi.
Gejala virus dapat berkisar dari demam, sakit kepala, kelelahan, sakit perut, dan perdarahan gingiva.
Sementara WHO tidak menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke dan dari Guinea, WHO telah memperingatkan penularan virus antara kelelawar dan manusia yang membuatnya lebih mudah untuk melewati perbatasan.