Suara.com - Pemerintah negara bagian Victoria di Australia tengah mengkaji kemungkinan memperpanjang masa lockdown alias penguncian wilayah, akibat kasus COVID-19 yang terus meningkat.
Dilansir ANTARA, ada 20 kasus baru COVID-19 pada Selasa (10/8/2021) waktu setempat, naik dari 11 kasus pada Senin (9/8).
Ancaman varian Delta pun semakin luas, setelah puluhan tempat baru ditambahkan ke daftar lokasi yang terpapar virus di Melbourne, termasuk kafe, supermarket, dan stasiun pengisian bahan bakar.
Sejalan dengan tren baru-baru ini, dan para pejabat yang khawatir, 15 kasus berada di komunitas saat terinfeksi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Tambah 32.018, Meninggal 2.048 Jiwa
Pejabat kesehatan mengatakan jumlah orang yang berada di tempat umum saat terinfeksi harus mendekati nol sebelum penguncian di Sydney dan Melbourne dicabut.
Penguncian Melbourne saat ini dijadwalkan berakhir pada Kamis dan Sydney pada akhir bulan.
Pejabat New South Wales memperluas aturan tinggal di rumah yang ketat untuk memasukkan dua wilayah di dekat perbatasan Queensland, Byron Bay dan Tamworth, Senin malam setelah dikunjungi orang-orang yang terinfeksi dari kota.
Dengan lebih dari 36.600 kasus dan 939 kematian, Australia telah menangani pandemi jauh lebih baik daripada banyak negara maju lainnya.
Tetapi varian Delta yang bergerak cepat telah mengacaukan rencana pembukaan kembali Australia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Cirebon Hanya Tambah Empat Orang, Begini Alasannya
Para ekonom memperkirakan penguncian di dua kota terbesarnya telah mendorong perekonomian negara itu yang bernilai A$2 triliun (Rp21,1 kuadriliun) ke dalam resesi kedua dalam beberapa tahun.
"Ada tantangan besar bagi perekonomian, tetapi saya ingin orang-orang ... menjadi percaya diri, optimistis dan mengetahui akan ada cahaya di ujung terowongan," kata Menteri Keuangan Josh Frydenberg kepada penyiar Seven News.