Suara.com - Belakangan banyak laporan yang menunjukkan bahwa varian delta yang sangat menular menginfeksi orang-orang yang sudah vaksinasi penuh. Temuan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa bahkan orang yang divaksinasi dapat menyebarkan virus antara satu sama lain.
Namun Dr. Adam Lauring, seorang spesialis penyakit menular di Michigan Medicine-University of Michigan, mengatakan agar orang-orang tidak perlu terlalu khawatir.
"Meskipun ini jelas sesuatu yang harus diperhatikan, dalam laporan CDC, mereka cukup jelas dalam diskusi tentang batasan dan apa yang mereka katakan dan tidak katakan," kata Lauring seperti yang dikutip dari US News.
Misalnya semakin banyak orang yang disuntik vaksin, tentu semakin banyak kasus terdeteksi di antara mereka. Selain itu, tes usap hidung Covid-19 dapat mengukur berapa banyak RNA virus yang ada di hidung seseorang tetapi tidak mengenai seberapa banyak virus itu menular.
Baca Juga: Ini Daftar Daerah di Non Jawa - Bali yang Terapkan PPKM Level 4
"Jumlah genom yang ada adalah penanda, tetapi tidak sama dengan mengatakan bahwa orang-orang ini (yang divaksin) sama-sama menular," kata Lauring.
Data awal menunjukkan vaksin lebih dari 80 persen efektif mencegah penyakit parah dan kematian, serta masih mengurangi penularan. Misal jumlah kasus di Amerika Serikat paling tinggi di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah.
Lauring juga mencatat bahwa tingkat vaksinasi yang tinggi diperlukan untuk melindungi anak-anak yang lebih muda di mana belum memenuhi syarat untuk vaksinasi, serta orang-orang yang kekebalannya terganggu.
"Vaksinasi juga merupakan kunci untuk mengurangi munculnya varian yang lebih menular," tambahnya.
Baca Juga: Lagi, Gojek Beri Bantuan Belanja Sembako 25 Miliar untuk Mitra Driver di Seluruh Indonesia