Temuan Baru, Naik Roller Coaster Bisa Bantu Atasi Sakit Kepala Migrain

Senin, 09 Agustus 2021 | 15:30 WIB
Temuan Baru, Naik Roller Coaster Bisa Bantu Atasi Sakit Kepala Migrain
Ilustrasi roller coaster. (Pexels/Min An)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian baru menemukan bahwa naik wahana permainan roller coaster secara virtual bisa membantu mengatasi migrain. Temuan ini dilakukan setelah penelitian menemukan bahwa penderita mengalami mabuk perjalanan secara berbeda.

Temuan baru dari studi perintis di Jerman ini bisa menjadi kunci dalam mengembangkan pengobatan alternatif pada sakit kepala migrain. Meskipun terdengar aneh, tapi ada kaitan antara naik roller coaster virtual dan kondisi kesehatan tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa naik roller coaster virtual bisa mengubah aktivitas sel otak yang berhubungan dengan pusing dan mabuk perjalanan. Bahkan, wahana permainan ini juga berkerja dengan cara yang sama pada penderita migrain.

Studi yang dilakukan di University of Luebeck di Jerman utara, menemukan penderita migrain sering merasa lebih sakit dan pusing saat melakukan white-knuckle rides daripada yang lain.

Baca Juga: WHO Desak Pemerintah AS Ungkap Bukti Asal-usul Virus Corona

Peneliti Gabriela Ferreira Carvalho menjelaskan mereka yang merasakan lebih banyak mabuk perjalanan dan rasa tidak berdaya akibat migrain juga memiliki aktivitas otak yang berbeda selama naik roller coaster.

Ilustrasi migrain, sakit kepala. (Elements Envato)
Ilustrasi migrain, sakit kepala. (Elements Envato)

"Temuan kami ini menunjukkan bahwa area otak yang terkait dengan pemrosesan nyeri migrain tumpang tindih dengan sistem otak yang mengatur mabuk perjalanan dan pusing," jelas studi tersebut dikutip dari The Sun.

Orang dengan migrain tidak hanya mengalami sakit kepala, mereka juga sering mengalami kondisi lain seperti mabuk perjalanan dan pusing yang mempengaruhi usia hidup mereka.

adi penelitian ini benar-benar memberi kita ide yang lebih baik tentang apa yang terjadi di otak mereka. Studi ini melakukan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) pada otak 40 orang, setengah dari mereka secara teratur mengalami migrain.

Kelompok tersebut juga menyaksikan cuplikan animasi yang hidup dari wahana roller coaster dan audio yang realistis selama 35 menit pada layar di dalam pemindaian MRI.

Baca Juga: Tetap Aman Saat Makan di Luar Selama Pandemi Virus Corona, Lakukan 5 Tips Ini

Hasilnya, tak satu pun peserta yang 80 persen perempuan dan rata-rata usia 30 tahun mengalami migrain selama percobaan. Tetapi, 65 persen dari kelompok migrain mengatakan mereka merasa pusing selama simulasi dan hanya 30 persen kelompok kontrol yang merasa pusing.

Penderita juga melaporkan tingkat mabuk perjalanan mereka dua kali lipat dari kelompok lain. Sedangkanm info lain menunjukkan gejala pusing dan mual mereka juga berlangsung tiga kali lebih lama.

Carvalho mengatakan pemindaian fMRI memperkuat gagasan ini. Karena, hasil pemindaian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di otak yang bertanggung jawab pada penglihatan, persepsi nyeri, pemrosesan sensorik-motorik, keseimbangan, dan pusing pada penderita migrain biasa.

Lebih banyak komunikasi saraf juga terdeteksi antara area otak ini dan daerah lain. Tetapi, lebih sedikit aktivitas di area yang berhubungan dengan fungsi kognitif, termasuk perhatian.

Penelitian tersebut menemukan bahwa mereka yang mengalami migrain lebih parah dan lebih banyak mabuk perjalanan mencatat lebih banyak perubahan dalam aktivitas otak selama naik roller coaster virtual.

"Orang-orang yang mengalami dan tidak mengalami migrain memproses informasi tentang gerakan dan gravitasi dengan cara berbeda," kata Carvallo.

Penyelidikan inovatif bisa menjadi kunci untuk mengetahui mengapa beberapa orang mengalami migrain sekaligus bisa menjadi langkah untuk menciptakan metode pengobatan baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI